SURIGAO, KOMPAS.com - Topan Rai yang merupakan topan terkuat yang melanda Filipina tahun ini menewaskan 375 orang hingga Senin (20/12/2021).
Para korban selamat yang putus asa meminta pasokan air minum dan makanan secara mendesak.
Palang Merah Filipina melaporkan, topan Rai Filipina di daerah pesisir membuat permukiman, rumah sakit, dan sekolah porak-poranda.
Baca juga: Korban Tewas akibat Topan Rai Filipina Capai 208 Orang, Picu Perbandingan dengan Haiyan
Topan Rai Filipina merobek atap, menumbangkan pohon, menumbangkan tiang listrik beton, menghancurkan rumah-rumah kayu berkeping-keping, dan membanjiri desa.
Dampak kerusakan ini mirip dengan topan Super Haiyan pada 2013.
"Kami sangat putus asa," kata Ferry Asuncion, pedagang kaki lima di kota tepi laut Surigao yang dilanda topan Rai Filipina.
Warga sangat membutuhkan "air minum dan makanan", katanya dikutip dari AFP.
Sedikitnya 375 orang tewas dan 56 hilang dalam topan Rai terbaru yang melanda kepulauan itu, dengan 500 lainnya terluka, kata polisi nasional.
Lebih dari 380.000 orang meninggalkan rumah dan resor tepi pantai mereka saat topan Rai menghantam Filipina pada Kamis (16/12/2021).
Baca juga: Detik-detik Penyelamatan Bayi Berusia Satu Bulan dari Topan Rai Filipina Menggunakan Ember
Salah satu pulau yang paling parah terkena dampaknya adalah Bohol - yang terkenal dengan pantainya, "Chocolate Hills", dan primata tarsius kecil - dengan sedikitnya 94 orang tewas, kata Gubernur provinsi Arthur Yap di Facebook.
Banyak rumah kayu di kota pesisir Ubay di Bohol rata dengan tanah dan perahu-perahu nelayan kecil hancur di pulau itu.
Seorang pejabat senior di badan bencana nasional mengatakan, dia tidak mengira akan ada banyak kematian.
"Saya terbukti salah karena tampaknya sekarang muncul di laporan," kata Casiano Monilla, wakil administrator untuk operasi.
Topan Rai Filipina biasanya melanda pada akhir musim topan antara Juli-Oktober.
Baca juga: Asia Tenggara Diterjang Bencana Alam: Banjir Bandang Malaysia, Topan Rai Filipina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.