WARSAWA, KOMPAS.com - Seorang tentara Polandia yang berpatroli di perbatasan timur Uni Eropa dengan Belarus melakukan desersi dan meminta suaka politik di sana, kata pejabat Polandia dan Belarus, Jumat (17/12/2021).
Ketegangan di perbatasan Polandia-Belarus meningkat selama berbulan-bulan, karena ribuan migran mencoba menyeberang ke Polandia yang merupakan anggota Uni Eropa.
Negara-negara Barat dan rezim Belarus saling menyalahkan satu sama lain atas krisis migran ini.
Baca juga: Polandia: Krisis Migran Upaya Terbesar Mengacaukan Eropa sejak Perang Dingin
Layanan penjaga perbatasan Belarus mengatakan, seorang tentara Polandia dihentikan oleh penjaganya dan dia meminta suaka politik di negara itu.
Dikatakan, tentara bernama Emil Czeczko tersebut dihentikan pada Kamis (16/12/2021) di dekat pos pemeriksaan perbatasan Tushemlya.
Media yang dikendalikan rezim kemudian menayangkan wawancara dengan tentara itu, yang mengatakan bahwa dia keluar dari pasukan melalui kawat berduri.
"Saya menanggalkan seragam dan tanpa pakaian, telanjang, berlari ke arah Belarus," katanya, menurut terjemahan bahasa Rusia yang dikutip AFP.
Dia berkata, "Mustahil untuk tetap diam tentang apa yang terjadi di wilayah Polandia".
Penjaga perbatasan Belarus mengatakan, dia menentang tindakan keras Polandia terhadap para migran.