Arah kebijakan luar negeri Jerman dirasa akan penuh dengan nuansa hijau dengan masuknya Partai Hijau dalam struktur kabinet Scholz.
Penekanan akan pentingnya perhatian pada isu perubahan iklim dan juga kesepakatan Pakta Iklim Glasgow dalam KTT COP26 Oktober 2021 lalu, membuat Jerman menetapkan target untuk menghapus penggunaan batubara hingga 2030 dan menerapkan kebijakan penggunaan mobil listrik sebanyak 15 juta unit hingga 2030.
Hal ini tentu menjadi peluang bagi Indonesia yang kaya akan bahan-bahan mineral seperti nikel, aluminium, tembaga, dan mangan untuk keperluan pembuatan baterai mobil listrik tipe lithium ion.
Kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menghentikan ekspor bijih nikel sejak Januari 2020 dianggap akan menguntungkan Indonesia dengan terbukanya investasi asing, penciptaan lapangan pekerjaan, dan manfaat alih teknologi (technology transfer).
Kunjungan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia ke Jerman pada 7-8 Oktober 2021, salah satunya menyasar BASF dan Volkswagen (VW) untuk melakukan investasi dalam kerangka produksi baterai listrik sebagai bagian dari upaya penerapan ekonomi hijau tidak saja di Jerman, tetapi di dunia.
BASF berencana mendirikan industri pemurnian nikel sebagai bagian dari komponen untuk pembuatan baterai bagi mobil listrik di Indonesia.
Sementara VW juga sudah mengutarakan keinginan berinvestasi pada rantai pasok baterai mobil listrik.
Masuknya investasi Jerman ke Indonesia terutama pada sektor industri sumber daya alam (produksi baterai mobil listrik) tentu akan memberikan multiplier effect yang besar.
Bukan saja menciptakan lapangan pekerjaan dan proses alih teknologi, masuknya investasi ini diharapkan mampu merangkul UMKM Indonesia untuk terlibat dalam rantai proses produksi yang ada.
Indonesia harus mampu memanfaatkan arah kebijakan Jerman yang lebih hijau dengan potensi sumber daya alam yang melimpah terutama untuk produksi baterai mobil listrik.
Kebijakan tersebut mendukung Pakta Iklim Glasgow yang mensyaratkan salah satunya perubahan bahan bakar konvensional fosil ke bahan bakar ramah lingkungan seperti listrik.
Semoga kanselir Jerman yang baru Olaf Scholz, mampu memberikan situasi lebih baik di Eropa dan menciptakan hubungan lebih erat dengan Indonesia. Selamat bertugas Olaf Scholz!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.