Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aknolt Kristian Pakpahan
Dosen Univeristas Katolik Parahyangan

Dosen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Katolik Parahyangan

Babak Baru Jerman di Bawah Olaf Scholz

Kompas.com - 12/12/2021, 09:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Arah kebijakan luar negeri Jerman dirasa akan penuh dengan nuansa hijau dengan masuknya Partai Hijau dalam struktur kabinet Scholz.

Penekanan akan pentingnya perhatian pada isu perubahan iklim dan juga kesepakatan Pakta Iklim Glasgow dalam KTT COP26 Oktober 2021 lalu, membuat Jerman menetapkan target untuk menghapus penggunaan batubara hingga 2030 dan menerapkan kebijakan penggunaan mobil listrik sebanyak 15 juta unit hingga 2030.

Hal ini tentu menjadi peluang bagi Indonesia yang kaya akan bahan-bahan mineral seperti nikel, aluminium, tembaga, dan mangan untuk keperluan pembuatan baterai mobil listrik tipe lithium ion.

Kebijakan Presiden Joko Widodo untuk menghentikan ekspor bijih nikel sejak Januari 2020 dianggap akan menguntungkan Indonesia dengan terbukanya investasi asing, penciptaan lapangan pekerjaan, dan manfaat alih teknologi (technology transfer).

Kunjungan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia ke Jerman pada 7-8 Oktober 2021, salah satunya menyasar BASF dan Volkswagen (VW) untuk melakukan investasi dalam kerangka produksi baterai listrik sebagai bagian dari upaya penerapan ekonomi hijau tidak saja di Jerman, tetapi di dunia.

BASF berencana mendirikan industri pemurnian nikel sebagai bagian dari komponen untuk pembuatan baterai bagi mobil listrik di Indonesia.

Sementara VW juga sudah mengutarakan keinginan berinvestasi pada rantai pasok baterai mobil listrik.

Masuknya investasi Jerman ke Indonesia terutama pada sektor industri sumber daya alam (produksi baterai mobil listrik) tentu akan memberikan multiplier effect yang besar.

Bukan saja menciptakan lapangan pekerjaan dan proses alih teknologi, masuknya investasi ini diharapkan mampu merangkul UMKM Indonesia untuk terlibat dalam rantai proses produksi yang ada.

Indonesia harus mampu memanfaatkan arah kebijakan Jerman yang lebih hijau dengan potensi sumber daya alam yang melimpah terutama untuk produksi baterai mobil listrik.

Kebijakan tersebut mendukung Pakta Iklim Glasgow yang mensyaratkan salah satunya perubahan bahan bakar konvensional fosil ke bahan bakar ramah lingkungan seperti listrik.

Semoga kanselir Jerman yang baru Olaf Scholz, mampu memberikan situasi lebih baik di Eropa dan menciptakan hubungan lebih erat dengan Indonesia. Selamat bertugas Olaf Scholz!

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com