Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Risiko Infeksi Ulang Varian Omicron Mungkin Lebih Tinggi, tapi Gejala Ringan

Kompas.com - 09/12/2021, 12:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Data awal dari WHO menunjukkan, Covid varian Omicron mungkin lebih mudah menginfeksi kembali orang yang pernah terjangkit atau sudah divaksinasi, daripada varian sebelumnya, tetapi gejalanya juga bisa lebih ringan.

"Data yang muncul dari Afrika Selatan menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron," kata kepala Badan Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, Rabu (8/12/2021), dikutip dari AFP.

Ia menambahkan, "Ada juga beberapa bukti bahwa Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta".

Baca juga: Sarah Gilbert Penemu Vaksin AstraZeneca: Pandemi Selanjutnya Lebih Mematikan dari Covid-19

Namun, dia menekankan lebih banyak data diperlukan sebelum menarik kesimpulan yang tegas, dan mendesak negara-negara di mana pun untuk meningkatkan pengawasan mereka guna membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana perilaku Omicron.

Penilaian ini muncul ketika kekhawatiran global tumbuh atas varian Omicron yang sangat bermutasi, yang memaksa puluhan negara memberlakukan kembali pembatasan dan meningkatkan kemungkinan kembalinya lockdown yang merugikan perekonomian.

Bahkan jika ternyata Omicron menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, Tedros memperingatkan agar tidak mengendurkan kewaspadaan terhadap virus tersebut.

"Kelengahan apa pun sekarang akan menelan korban jiwa," dia memperingatkan.

Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan setuju, menunjukkan bahwa sejauh ini data menunjukkan varian tersebut mentransmisikan secara efisien dan mungkin lebih efisien mentransmisikan bahkan daripada varian Delta.

"Itu bukan berarti virus tidak bisa dihentikan," katanya.

"Tapi itu berarti virus lebih efisien dalam menularkan antarmanusia. Dan oleh karena itu kita harus menggandakan upaya kita untuk memutus rantai penularan itu untuk melindungi diri kita sendiri agar melindungi orang lain."

Bahkan kalaupun varian baru ternyata tidak lebih berbahaya daripada varian sebelumnya, jika menular lebih cepat, masih bisa membuat lebih banyak orang sakit, membebani sistem kesehatan, dan lebih banyak orang meninggal, lanjutnya.

Para ahli WHO menekankan pentingnya vaksinasi, menyoroti bahwa kalaupun vaksin terbukti kurang efektif melawan Omicron, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa data, masih bisa diharapkan memberikan perlindungan ignifikan terhadap penyakit parah.

Baca juga: Gejala-gejala Covid-19 Varian Omicron Menurut Dokter yang Menemukannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com