“Sejauh ini, kami mendeteksi bahwa mereka yang terinfeksi tidak mengalami kehilangan indra perasa atau bau. Mereka mungkin sedikit batuk. Tidak ada gejala yang menonjol. Dari mereka yang terinfeksi, beberapa sekarang dirawat di rumah.”
Baca juga: Covid-19 Varian Omicron, Daftar 12 Negara yang Tutup Kedatangan dari Afrika
Coetzee kemudian menggambarkan satu kasus yang berbeda dari seorang gadis berusia 6 tahun.
Dia memiliki suhu dan denyut nadi yang sangat tinggi, dan Coetzee bimbang apakah harus menerimanya.
"Tetapi ketika saya menindaklanjuti dua hari kemudian, dia jauh lebih baik," katanya.
Coetzee menekankan bahwa semua pasiennya sehat, dan menyatakan kekhawatiran bahwa pasien lanjut usia atau yang belum divaksinasi dapat mengalami gejala varian Omicron lebih parah, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes atau penyakit jantung.
“Yang harus kita khawatirkan sekarang adalah ketika orang yang lebih tua dan tidak divaksinasi terinfeksi dengan varian baru, dan jika mereka tidak divaksinasi, kita akan melihat banyak orang dengan (bentuk) penyakit yang parah,” katanya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (26/11/2021) secara resmi menamai varian baru Covid-19 ini sebagai Omicron, melompati dua huruf dalam urutan alfabet Yunani, yaitu Nu dan Xi.
Baca juga: WHO Lewatkan 2 Alfabet Yunani untuk Namai Varian Covid-19 Omicron, Ini Sebabnya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.