Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Afghanistan Tambah Suram, Kehadiran ISIS-K Semakin Berkembang

Kompas.com - 18/11/2021, 14:44 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons pada Rabu (17/11/2021) menyampaikan penilaian situasi Afghanistan yang makin suram setelah Taliban kembali berkuasa.

Dia mengatakan, kelompok afiliasi ISIS di sana, ISIS-Khorasan (ISIS-K), semakin berkembang dan muncul di hampir semua provinsi yang berjumlah 34.

Kepada Dewan Keamanan PBB, Lyons melaporkan bahwa Taliban melakukan penahanan dan pembunuhan di luar proses hukum terhadap tersangka anggota ISIS-K.

Baca juga: Taliban Minta Amerika Serikat Bebaskan Aset Afghanistan yang Dibekukan

Lyons menuturkan, itu merupakan upaya Taliban untuk meredam pengaruh ISIS-K di sana yang semakin berkembang.

“Ini (Afghanistan) adalah area yang layak mendapat perhatian lebih dari masyarakat internasional,” kata Deborah sebagaimana dilansir Reuters.

Laporan itu disampaikannya beberapa waktu setelah ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan yang menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai enam lainnya di Kabul.

Lyons menambahkan, Taliban tak mampu membendung perkembangan ISIS-K di Afghanistan.

Baca juga: Taliban Serbu Persembunyian ISIS-K di Afghanistan Selatan, 4 Milisi Tewas

“Dulu terbatas di beberapa provinsi dan ibu kota, ISIS-K sekarang tampaknya hadir di hampir semua provinsi, dan semakin aktif,” kata Lyons.

Dia juga menuturkan bahwa jumlah serangan kelompok tersebut telah meningkat, dari 60 serangan pada 2020 menjadi 334 pada 2021.

Lyons juga melaporkan bahwa Taliban terus mengecualikan perwakilan dari sektor masyarakat lainnya dan membatasi hak-hak perempuan serta anak perempuan.

Lyons menambahkan, misi PBB secara teratur menerima laporan yang kredibel tentang penggeledahan rumah dan pembunuhan di luar hukum.

Baca juga: Tentara Australia Bertaruh Nyawa Tangkap Anggota Taliban, Malah Dilepas Polisi Afghanistan

Dia lantas memperingatkan lagi tentang bencana kemanusiaan di Afghanistan.

Lyons memohon masyarakat internasional untuk menemukan cara untuk mendanai gaji tenaga kesehatan, guru, dan pekerja kemanusiaan.Pasanya, bila hanya mengandalkan bantuan kemanusiaan saja, itu tidak cukup.

Runtuhnya ekonomi akan memicu perdagangan obat-obatan terlarang, senjata, dan bahkan perdanganga manusia. Pertukaran uang yang tidak diatur juga hanya menyuburkan perkembangan terorisme.

Baca juga: Bukan Ancaman Besar, Taliban Klaim Sudah Jinakkan ISIS di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com