Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Kembali Meledak di Kabul, 2 Orang Tewas, Kekhawatiran Ekstremisme Meningkat

Kompas.com - 18/11/2021, 13:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Sedikitnya dua orang tewas dan lima terluka dalam ledakan bom yang menghantam sebuah minibus di ibu kota Afghanistan pada Rabu (17/11/2021), kata para pejabat, serangan terbaru di Kabul.

Ledakan itu menghancurkan kendaraan di Dasht-e-Barchi, kata seorang pejabat Taliban kepada AFP, di pinggiran kota yang didominasi oleh minoritas Syiah Hazara.

Baca juga: Taliban Minta Amerika Serikat Bebaskan Aset Afghanistan yang Dibekukan

"Informasi awal kami menunjukkan bom itu dipasang di sebuah minibus. Kami telah meluncurkan penyelidikan," katanya.

Pejabat Taliban yang berbeda memberikan laporan yang berbeda tentang korban.

Seorang staf AFP berada di dekat tempat kejadian ketika bom meledak.

"Saya mendengar ledakan besar... ketika saya melihat ke sekeliling sebuah minibus dan sebuah taksi terbakar," katanya.

"Saya juga melihat ambulans bergegas ke daerah itu untuk membawa orang yang terluka dan meninggal ke rumah sakit."

ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas serangan terbaru, mengatakan di saluran Telegramnya bahwa dua ledakan terpisah "membunuh dan melukai lebih dari 20 orang murtad". Istilah itu digunakan kelompok ekstremis tersebut untuk menyebut Syiah.

Baca juga: Taliban Serbu Persembunyian ISIS-K di Afghanistan Selatan, 4 Milisi Tewas

Pekan lalu, seorang jurnalis tewas dan sedikitnya empat orang lainnya terluka ketika sebuah bom menghancurkan minibus lain di area yang sama, dalam serangan yang juga diklaim oleh ISIS-K.

ISIS-K telah meningkatkan operasi sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus, dan awal bulan ini menyerbu Rumah Sakit Militer Nasional kota itu, menewaskan sedikitnya 19 orang dan melukai lebih dari 50 lainnya.

Kelompok itu juga mengeklaim beberapa serangan di kota Jalalabad, ibu kota provinsi Nangarhar timur dan sarang aktivitas ISIS-K.

Krisis ekonomi dapat memicu ekstremisme di Afghanistan

Krisis ekonomi yang dalam di Afghanistan terancam meningkatkan "risiko ekstremisme" di kawasan itu, seorang pejabat senior PBB memperingatkan pada Rabu (17/11/2021).

Negara yang dilanda perang itu berada di ambang bencana kemanusiaan, karena aset asing dan bantuan moneter tetap dibekukan setelah Taliban kembali berkuasa pada Agustus.

Utusan PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa dengan ekonomi lokal yang compang-camping, obat-obatan terlarang, aliran senjata dan perdagangan manusia kemungkinan akan melonjak.

Baca juga: Tentara Australia Bertaruh Nyawa Tangkap Anggota Taliban, Malah Dilepas Polisi Afghanistan

PBB telah memperingatkan bahwa sekitar 22 juta warga Afghanistan, atau sekitar setengah dari negara itu, akan menghadapi kekurangan pangan musim dingin ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com