Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Migran Telantar di Perbatasan akibat Sengketa Politik Belarus-Polandia

Kompas.com - 10/11/2021, 03:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Reuters

Sementara, mereka juga menyediakan alat kepada para migran untuk membantu mereka menghancurkan pagar perbatasan Belasuria-Polandia.

Pada Senin (9/11/2021), beberapa migran menggunakan sekop dan peralatan lainnya untuk mencoba mendobrak pagar.

Penjaga Perbatasan Polandia mencatat 309 upaya ilegal untuk melanggar perbatasan pada Senin dan menahan 17 orang, terutama warga Irak.

Lithuania juga melaporkan lonjakan upaya penyeberangan migran dan mengikuti jejak Polandia dengan mengumumkan keadaan darurat di sepanjang perbatasannya dengan Belarus pada Selasa (9/11/2021).

Langkah itu memungkinkan penjaga perbatasan menggunakan "pemaksaan mental" dan "kekerasan fisik proporsional" untuk menghentikan para migran.

Baca juga: Kasus Covid-19 Singapura Melonjak, Buruh Migran Dilarang Berbaur dengan Publik

Krisis meletus setelah kekuatan Barat menjatuhkan sanksi terhadap Belarus atas tindakan kerasnya terhadap protes jalanan massal yang dipicu oleh klaim kemenangan Lukashenko yang disengketakan dalam pilpres pada 2020.

Polandia membantah tuduhan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan.

Seajuh ini, Polandia dianggap melanggar hak internasional atas suaka dengan membawa para migran kembali ke Belarus dari pada menerima permohonan perlindungan mereka. Warsawa mengatakan tindakannya legal.

"Kami tidak pernah bisa memastikan apa yang akan terjadi pada orang-orang yang kami tawarkan bantuan di hutan ini karena pihak berwenang Polandia melanggar hukum dan Konvensi Jenewa," kata Jakub Sypianski dari Grupa Granica ketika polisi Polandia menahan para migran di dekatnya.

Sebuah jajak pendapat oleh IBRiS untuk harian Polandia Rzeczpospolita minggu ini menunjukkan 55 persen orang Polandia percaya migran yang telah melintasi perbatasan secara ilegal harus dikembalikan.

Baca juga: Rekaman Video Tunjukkan Migran Haiti Marah Lempar Sepatu ke Pesawat AS di Bandara Port-au-Prince

Para migran jadi "pion politik"

Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas situasi tersebut melalui telepon dan menyatakan keprihatinan atas penumpukan pasukan Polandia di perbatasan, menurut laporan kantor berita negara Belarus, Belta, pada Selasa (9/11/2021).

"Untuk melakukan perang dengan orang-orang malang ini di perbatasan Polandia-Belarus, dan bergerak maju dengan barisan tank, jelas ini adalah latihan atau pemerasan," kata Lukashenko dalam komentar yang disiarkan televisi.

"Kami akan dengan tenang menghadapi ini," ucapnya.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyarankan UE memberikan bantuan keuangan kepada Belarus untuk menghentikan arus migran, merujuk pada kesepakatan sebelumnya dengan Turki.

Komisi Eropa mengatakan sekitar 2.000 migran kini telah mencapai perbatasan. Beberapa terlihat berseliweran di sekitar tenda dan api unggun yang didirikan tepat di luar pagar kawat berduri Polandia.

"Ini adalah bagian dari pendekatan yang tidak manusiawi dan gaya gangster dari rezim Lukashenko bahwa dia berbohong kepada orang-orang," sebuah pernyataan dari juru bicara Komisi Eropa.

"Dia menyalahgunakan orang...membawa mereka ke Belarus dengan janji palsu untuk masuk dengan mudah ke UE," lanjutnya.

Pemerintah Uni Eropa menangguhkan sebagian kesepakatan fasilitasi visa untuk pejabat Belarus.

Badan pengungsi PBB UNHCR menyerukan diakhirinya penggunaan orang-orang migran yang rentan sebagai pion politik.

Baca juga: Petugas Perbatasan AS Terekam Gunakan Kuda dan Cambuk Saat Tangani Migran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com