KHARTOUM, KOMPAS.com – Panglima militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan memecat enam duta besar Sudan dari jabatan mereka.
Keenam duta besar tersebut masing-masing bertugas di AS, Uni Eropa, Perancis, China, Qatar, dan kepala misi Sudan ke Jenewa.
Pemberhentian keenam duta besar tersebut diumumkan saluran televisi pemerintah pada Rabu (28/10/2021).
Baca juga: Kudeta Militer Sudan Berlanjut Protes, 1.300 WNI Akan Dievakuasi Jika Kondisi Memburuk
Sebelumnya, militer Sudan merebut kekuasaan dari pemerintah transisi pada Senin (25/10/2021) sebagaimana dilansri Al Arabiya.
Setelah itu, Burhan memerintahkan pembubaran pemerintah dan menyatakan keadaan darurat.
Sang jenderal mengatakan, dia terpaksa melakukan hal tersebut untuk mencegah pecahnya perang saudara di negara itu.
Baca juga: Setelah Ditahan di Rumah Pemimpin Kudeta, PM Sudan Dibebaskan
Kudeta tersebut ditanggapi aksi protes dengan ribuan orang turun ke jalan. Beberapa orang tewas ketika bentrok dengan pasukan keamanan.
Burhan juga sempat menahan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dengan alasan demi keselamatannya. Setelah itu, Hamdok dibebaskan.
Kendati demikian, sejumlah menteri dan beberapa pemimpin sipil lainnya masih ditahan militer Sudan.
Baca juga: Jenderal Militer Sebut Kudeta Sudan demi Hindari Perang Saudara
Barat meminta agar pemerintah Hamdok segera dipulihkan. Mereka menekankan hanya mengakui Hamdok dan kabinetnya sebagai pemimpin konstitusional Sudan.
Uni Afrika juga menangguhkan Sudan pada Rabu sampai pemerintahan sipil dipulihkan.
Persatuan negara-negara Afrika itu menolak kudeta militer dan menyebutkan sebagai perebutan kekuasaan yang tidak konstitusional.
Baca juga: AS Hentikan Bantuan dan Ancam Pemimpin Kudeta Sudan dengan Segala Cara