Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Serangan Kamikaze Pertama dalam Perang Jepang-Amerika

Kompas.com - 25/10/2021, 16:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Hari ini dalam sejarah tentang 77 tahun yang lalu, pada 25 Oktober 1944, serangan Kamikaze pertama dilakukan Jepang ke kapal perang Amerika selama Pertempuran Teluk Leyte, sebuah pulau di Filipina.

Kamikaze adalah istilah untuk pilot Jepang yang ditugaskan dalam Perang Dunia II untuk serangan bunuh diri dengan menabrak target musuh, biasanya kapal.

Istilah "kamikaze" ini juga menunjuk ke pesawat yang digunakan dalam serangan tersebut.

Baca juga: 5 Senjata Paling Mematikan dalam Perang Dunia II

Secara harfiah kata "kamikaze" berarti "angin ilahi", mengacu pada topan yang secara kebetulan membubarkan armada invasi Mongol yang mengancam Jepang dari barat pada 1281, seperti yang dikutip dari Britannica.

Keputusan Jepang mengirim armada Kamikaze untuk menyerang Amerika disebutkan History.com, karena kegagalan angkatan laut dan angkatan udara konvensional Negeri Sakura dalam menghentikan manuver musuh.

Motoharu Okamura kapten angkatan laut Jepang saat itu berkata, “Saya sangat percaya bahwa satu-satunya cara untuk mengayunkan perang yang menguntungkan kita adalah dengan menggunakan serangan bunuh diri dengan pesawat kita."

Baca juga: Puluhan Kapal Hantu Jepang yang Tenggelam dalam Perang Dunia II Terangkat ke Permukaan

"Akan ada lebih dari cukup sukarelawan untuk kesempatan ini (bunuh diri) menyelamatkan negara kita,” imbuh sang kapten.

Pasukan kamikaze pertama terdiri dari 24 pilot sukarelawan dari Grup Udara Angkatan Laut ke-201 Jepang.

Target serangan kamikaze Jepang saat itu adalah kapal induk Amerika, St Lo yang ditabrak oleh pesawat tempur kamikaze Jepang A6M Zero.

Kapal induk Amerika seketika tenggelam dalam waktu kurang dari 1 jam setelah serangan, menewaskan 100 orang Amerika.

Lebih dari 5.000 pilot kamikaze tewas dalam pertempuran teluk dengan menjatuhkan 34 kapal.

Baca juga: Unit 731, Eksperimen Senjata Biologis Jepang Selama Perang Dunia II

Untuk melancarkan serangan kamikaze, Jepang menggunakan pesawat konvensional dan pesawat yang dirancang khusus, yang disebut "Ohka" (bunga sakura) oleh Jepang.

Namun orang Amerika menyebutnya "Baka" (bodoh), karena melihat manuver itu sebagai tindakan putus asa Jepang dalam Pertempuran Teluk Leyte.

Pilot kamikaze tidak punya cara untuk keluar begitu rudal diikatkan ke pesawat yang akan meluncurkannya.

Biasanya rudal dijatuhkan dari ketinggian pesawat lebih dari 7.500 meter dan lebih dari 80 km dari targetnya. Rudal akan meluncur sekitar 5 km dari targetnya sebelum pilot menyalakan 3 mesin roketnya.

Namun gelombang Perang Dunia II tidak berubah. Jepang kalah dalam Pertempuran Teluk Leyte, sehingga Sekutu bisa menaklukkan Filipina, Iwo Jima, dan Okinawa. Setahun kemudian, Jepang terpaksa menyerah kepada Sekutu tanpa syarat.

Baca juga: Kartu Remi Rahasia di Perang Dunia II, Simpan Peta dan Jalur Pelarian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com