KOMPAS.com - Bermain kartu selalu menjadi bagian dari kehidupan seorang prajurit.
Itu adalah cara paling sederhana untuk menghabiskan waktu dan mengalihkan pikiran dari kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan di zona perang.
Dalam Perang Dunia I, Perusahaan Kartu Bermain Amerika Serikat (USPCC) menyadari pentingnya aksesori ini.
Baca juga: 2 September dalam Sejarah: Berakhirnya Perang Dunia II pada 1945
Dilansir War History, mereka mulai memproduksi deck murah yang terjangkau tentara yang pergi ke luar negeri ke Eropa, untuk berperang di Front Barat.
Sejak saat itu, kerjasama Angkatan Darat AS dengan Perusahaan Kartu Bermain AS berjalan semakin jauh.
Tapi, selama Perang Dunia II, petugas intelijen Sekutu menghubungi merek milik USPCC ini untuk menghasilkan setumpuk kartu paling rahasia dalam sejarah.
Apa yang ada dalam pikiran badan intelijen Inggris dan AS adalah menggunakan Konvensi Jenewa untuk keuntungan mereka.
Pasukan Sekutu, yang tersebar di sekitar kamp di seluruh Jerman dan Eropa yang diduduki, dijamin haknya untuk menerima surat dan paket dari Palang Merah, selama paket tersebut tidak berisi senjata apa pun.
Baca juga: 1 September dalam Sejarah: Invasi Jerman ke Polandia Picu Perang Dunia II pada 1939
Sekutu pun melihat ini sebagai celah, peluang untuk menyelundupkan benda-benda berguna ke tawanan perang, jika mereka berhasil mengatur pelarian.
Benda-benda itu disamarkan untuk menghindari deteksi dari para penculiknya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.