Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Ke-6 Covid-19 Singapura Belum Menunjukan Tanda-tanda Mereda

Kompas.com - 23/10/2021, 16:02 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Gelombang ke-6 pandemi Covid-19 Singapura memasuki telah bulan kedua.

Sejauh ini belum ada tanda-tanda gelombang yang berkecamuk sejak 23 Agustus itu akan mereda.

Angka kasus harian Covid-19 memecahkan rekor mencapai 3.994 kasus pada 19 Oktober lalu. Ini berarti sudah 32 hari berturut-turut kasus Covid-19 "Negeri Singa” menyentuh empat digit.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Melonjak, Singapura Perpanjang Pembatasan Sosial Sebulan

Mayoritas besar kasus harian adalah infeksi lokal di masyarakat. Sebagian kecil adalah pekerja asing yang tinggal di asrama.

Sedangkan angka pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga semakin tinggi. Dari awalnya hanya 55 kematian pada awal September, jumlah kematian meroket lebih dari lima kali lipat mencapai 294 korban jiwa berdasarkan data terakhir, Jumat (22/10/2021).

Tekanan kapasitas rumah sakit dan tenaga medis

Melonjaknya penyebaran pandemi Covid-19 menyebabkan tekanan yang luar biasa terhadap kapasitas medis Singapura.

Data terakhir menunjukan 89 persen ruang isolasi Covid-19 di rumah sakit telah terisi penuh. Sementara itu kapasitas unit perawatan intensif (ICU) termasuk untuk pasien non-Covid-19 tersisa 33 persen.

Menteri Keuangan yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19 Singapura Lawrence Wong menyampaikan rumah sakit dan tenaga kesehatan (nakes) saat ini sangat kewalahan.

Baca juga: Singapura Kewalahan Tangani Covid-19, Usai Terus Tembus Rekor Kasus

Walau 98 persen pasien diketahui asimtomatik atau hanya bergejala ringan, pemerintah memutuskan memperpanjang pembatasan sosial yang telah berlaku sejak 27 September hingga 21 November mendatang.

Pembatasan sosial mencakup hanya maksimal dua orang yang diizinkan untuk bertatap muka seperti berkumpul bersama dan makan di tempat.

Work from home (wfh) tetap akan diterapkan hingga situasi Covid-19 membaik.

Singapura juga memutuskan melarang warga yang belum divaksin untuk makan di tempat dan memasuki pusat perbelanjaan, supermarket, dan fasilitas umum lainnya.

Kecemasan khususnya terfokus pada pasien lanjut usia (lansia). Tercatat rataan per hari ada 100 orang lansia yang kebanyakan belum divaksin terinfeksi Covid-19.

Dengan jumlah ruang isolasi 1.650 unit dan kamar ICU sebanyak 200, sistem kesehatan Singapura berpotensi kolaps jika jumlah lansia yang terinfeksi terus bertambah.

Satu dari empat lansia ini juga memerlukan oksigen tambahan dan perawatan di ICU.

Baca juga: Dapat 6.000 Tanda Tangan, Petisi Orang Belum Divaksin Boleh Masuk Mal Singapura Hilang

Tercatat lebih dari dua pertiga pasien yang meninggal adalah lansia yang tidak menerima vaksin Covid-19 karena berbagai alasan mulai dari penolakan pribadi hingga karena adanya penyakit bawaan.

Gelombang keenam yang merupakan gelombang terparah sejak Covid-19 menyebar di Singapura menjadi pukulan telak bagi Singapura yang memiliki salah satu tingkat vaksinasi tertinggi di dunia yaitu 84 persen.

Pendapatan sektor-sektor ekonomi krusial seperti ritel serta makanan dan minuman mengalami kemerosotan tajam.

Menteri Wong menyatakan terlalu beresiko saat ini untuk mengizinkan lebih dari dua orang makan di tempat. Singapura sebelumnya sempat mengizinkan maksimal 8 orang bersantap.

Menteri Kesehatan Ong Ye Kung optimis gelombang keenam ini akan mencapai puncak dan mereda seiring dengan waktu.

Pembatasan sosial dan lockdown parsial Singapura tahun ini telah mencapai 73 hari dan akan mencapai lebih dari 100 hari pada November.

Angka ini jauh lebih panjang dari lockdown parsial atau circuit breaker tahun lalu yang hampir menyentuh dua bulan dari 7 April hingga 1 Juni 2020.

Baca juga: Wapres Ingatkan Ancaman Osteoporosis Saat Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com