Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple Hapus Aplikasi Al Quran Populer di China Setelah Diduga Berisi Teks Agama Ilegal

Kompas.com - 18/10/2021, 18:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - Apple menghapus aplikasi Al Quran populer di China setelah diduga menampung 'teks agama ilegal', meskipun pengembang mengeklaim China membutuhkan “dokumentasi tambahan” untuk memulihkan aplikasi.

Aplikasi Quran Majeed dilaporkan telah dihapus karena 'menyimpan teks-teks agama ilegal,' menurut BBC, yang pertama kali melaporkan berita tersebut.

Baca juga: Menakutkannya Rudal Hipersonik China Mampu Putari Dunia Sebelum Jatuh di Mana Saja

Namun, pembuat aplikasi, Layanan Manajemen Data Pakistan, mengatakan kepada DailyMail.com melalui email: “Aplikasi Quran Majeed telah dihapus dari App Store China. Apple menyarankan kami untuk menghubungi Cyberspace Administration of China (CAC).”

Lebih lanjut pihak pembuat aplikasi mengatakan, sesuai pemahamannya, hukum China memerlukan dokumentasi tambahan untuk beberapa aplikasi agar tersedia di App Store di daratan China.

“Kami mencoba berhubungan dengan CAC dan otoritas China terkait untuk bergerak maju sehingga aplikasi Quran Majeed dapat dipulihkan di App store China karena kami memiliki hampir satu juta pengguna di China yang terkena dampaknya.”

Aplikasi Quran Majeed memiliki hampir 145.000 ulasan, menurut halaman aplikasi dan digunakan oleh hampir 40 juta Muslim di seluruh dunia, kata pengembang kepada Daily Mail dilansir pada Jumat (15/10/2021).

Baca juga: China Marah AS dan Kanada Kirim Kapal Perang Berlayar di Selat Taiwan

Apple Censorship, yang menggambarkan dirinya sebagai situs web yang “membantu menggambarkan bagaimana praktik Apple berdampak pada hak dasar akses informasi dan privasi bagi jutaan warga di seluruh dunia”, adalah yang pertama kali mengetahui bahwa aplikasi tersebut telah dihapus.

Dewan Hubungan Amerika-Islam, organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar dan organisasi advokasi, mengutuk tindakan itu dalam sebuah pernyataan yang diperoleh Daily Mail.

"Dengan mematuhi perintah Partai Komunis China untuk menghapus aplikasi Alkitab dan Quran dari platformnya di China, Apple melanggengkan penganiayaan agama di China, termasuk genosida yang sedang berlangsung terhadap Muslim Uighur," kata Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell.

Menurutnya, keputusan ini harus dibatalkan. Jika perusahaan-perusahaan Amerika tidak berdiri melawan China sekarang, mereka berisiko menghabiskan abad berikutnya tunduk pada keinginan negara adidaya fasis.

Apple dan pemerintah China belum menanggapi permintaan komentar dari Daily Mail.

Baca juga: Alat Setrum Kelamin dan Kursi Hukuman, Cara China Siksa Tahanan Menurut Mantan Perwiranya

Menurut International Institute for Asian Studies, Islam diakui di China, negara yang memiliki lebih dari 25 juta Muslim, menjadikannya salah satu populasi Muslim terbesar di dunia.

Namun, pemerintah China telah dicerca oleh komunitas internasional atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Pada Maret, AS bergabung dengan Inggris, Eropa dan Kanada untuk memberikan sanksi kepada pejabat China, atas 'pelanggaran hak asasi manusia yang serius' terhadap Muslim Uighur.

Pada pertemuan G7, yang diadakan pada Juni, para pemimpin negara-negara ini menyerukan “pelanggaran hak asasi manusia dan pelanggaran kebebasan fundamental” dalam sebuah pernyataan resmi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com