Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Kekurangan Petani, PNS Ditawari Cuti Berbayar untuk Bantu Panen

Kompas.com - 16/10/2021, 20:41 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

SYDNEY, KOMPAS.com - Akibat kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian, Pemerintah negara bagian New South Wales di Sydney menawarkan cuti lima hari kepada pegawai negeri untuk membantu panen.

Hak cuti berbayar bagi 4.500 aparatur pemerintah ditawarkan sebagai upaya mengisi kekosongan tenaga pemetik buah dan sayur di saat musim panen yang akan mulai berlangsung beberapa minggu mendatang.

Wakil Menteri Utama NSW Paul Toole menjelaskan, lebih dari tiga perempat staf pada Departemen Regional NSW telah menyatakan minatnya untuk mengambil cuti dimaksud.

Baca juga: Dibuka Lowongan Jadi Petani Stroberi di Australia, Berhadiah Rp 1 Miliar

Cuti panen ini, katanya, bisa diambil sebagai tambahan atas cuti tahunan (annual leave) serta cuti karena masa pengabdian panjang seorang pegawai (long service leave).

"Para pegawai ini dapat secara sukarela membantu panen apa pun di wilayah mana pun di negara bagian NSW," katanya.

"Mulai dari memanen blueberry di Coffs Harbour, jeruk dan anggur di Riverina dan Murray, hingga panen buah ceri di Central West atau membantu panen gandum yang melimpah," ujar Paul Toole.

Asosiasi petani telah lama meminta bantuan pemerintah untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, yang telah meningkat sejak pandemi memaksa penutupan perbatasan Australia.

Menteri Pertanian NSW, Adam Marshall, menyebutkan kekurangan tenaga kerja panen berfluktuasi dan bisa mencapai ribuan orang.

"Masa-masa yang drastis membutuhkan tindakan drastis pula," katanya.

"Tidak ada rumus baku untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja yang kondisinya diperparah oleh Covid. Ini hanya upaya lain yang kami terapkan untuk mendukung industri pertanian," ujar Adam.

Ia mengatakan para pegawai akan menyumbangkan waktu dan tenaga mereka untuk membantu petani sambil dibayar oleh pemerintah negara bagian.

"Jadi prinsipnya tidak akan membebani anggaran pemerintah New South Wales karena apakah para pegawai itu cuti panen atau tidak, mereka tetap digaji," tambahnya.

Baca juga: Mau Jadi Petani Stroberi Berhadiah Rp 1 Miliar di Australia? Ini Syaratnya...

Apakah akan mengganggu pelayanan publik?

Kekurangan pekerja sektor pertanian akibat pandemi sangat dirasakan oleh petani gandum serta sayur dan buah.ABC/JESSICA SCHREMMER via ABC INDONESIA Kekurangan pekerja sektor pertanian akibat pandemi sangat dirasakan oleh petani gandum serta sayur dan buah.
Menteri Adam Marshall menjelaskan cuti panen juga akan ditawarkan kepada para pegawai negeri di wilayah Sydney, meski tidak banyak pegawai negeri yang ditempatkan di kota.

Dia mengatakan para pegawai negeri ini sebagian besar berada di wilayah pedalaman dan memiliki jaringan yang kuat di sektor pertanian.

Dalam pelaksanaannya, pegawai negeri yang mengambil cuti panen harus membuktikan dirinya bekerja di suatu usaha pertanian.

Selain itu, cuti ini akan diatur waktunya dengan tujuan tidak akan berdampak pada pelayanan departemen.

Wakil Menteri Utama Paul Toole mengatakan meski wilayah pedalaman NSW telah mengalami kesulitan dan kekurangan tenaga kerja namun tidak menghambat hasil panen yang baik tahun ini.

"Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian kita. Tawaran cuti panen kepada pegawai negeri akan membantu petani membawa produk mereka ke pasar dan mendatangkan uang bagi petani," ujarnya.

Para petani yang memerlukan tenaga panen diminta untuk mendaftarkan diri melalui website pemerintah Help Harvest.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.

Baca juga: George Washington: Petani Virginia yang Jadi Presiden Pertama Amerika Serikat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com