KOMPAS.com – Uni Eropa akan mengupayakan larangan eksploitasi cadangan minyak bumi, gas bumi, dan batu bara baru di Kutub Utara.
Rencana tersebut diambil untuk melindungi Kutub Utara yang saat ini sangat terpengaruh oleh perubahan iklim.
Rencana tersebut tertuang dalam proposal untuk strategi baru mengenai Kutub Utara dari Uni Eropa yang diterbitkan pada Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Inspirasi Energi: Cadangan Migas di Kutub Utara dan Dampak Pengeboran terhadap Lingkungan
Proposal tersebut mencerminkan upaya Uni Eropa dalam meningkatkan perannya di panggung global, meski pengaruhnya baru terbatas di Kutub Utara.
“Uni Eropa berkomitmen untuk memastikan bahwa minyak, batu bara, dan gas bumi tetap berada di tanah, termasuk di wilayah Arktik,” bunyi proposal tersebut.
Di sisi lain, Uni Eropa juga mengakui bahwa blok itu masih mengimpor minyak dan gas (migas) yang diekstraksi di wilayah tersebut.
“Komisi akan bekerja dengan mitra menuju kewajiban hukum multilateral untuk tidak mengizinkan pengambilan hidrokarbon lebih lanjut di Kutub Utara, atau wilayah yang berdekatan, atau untuk membeli hidrokarbon tersebut jika akan diproduksi,” sambung proposal itu.
Baca juga: Gambar Satelit: Kehadiran Militer Rusia Meningkat di Kutub Utara
Rusia merupakan salah satu pengekspor migas terbesar di dunia di mana salah stau sumbernya berasal dari Kutub Utara.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Moskwa-lah yang akhirnya akan mendapat manfaat dari larangan tersebut karena kenaikan harga.
"Jika keputusan seperti itu mengarah pada volatilitas harga tertentu, (ekonomi Rusia) tidak akan terlalu menderita,” kata Putin dalam konferensi energi di Moskwa.
Baca juga: Dari Kutub Utara hingga Mars, Para Wanita Ini Membuat Sejarah Selama Pandemi
“Itu karena kami akan mengurangi produksi, tetapi akan mendapatkan harga yang kami inginkan,” sambung Putin.
Kutub Utara adalah salah satu wilayah yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim.
Daerah tersebut telah menghangat tiga kali lebih cepat dari seluruh tempat di bumi selama 50 tahun terakhir.
Kondisi itu menyebabkan banyak es di sana mencair yang berimbas pada kenaikan permukaan air laut.
Baca juga: Rudolph si Rusa Kutub dan Sinterklas yang Ikonik Akan Segera Dilelang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.