Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Situasi Negaranya Suram, Kim Jong Un Desak Pejabatnya Perbaiki Kehidupan Rakyat

Kompas.com - 11/10/2021, 21:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

SEOUL, KOMPAS.com - Kim Jong Un mendesak para pejabat untuk mengatasi "situasi suram" yang dihadapi negara itu, dan meminta mereka melakukan upaya yang lebih kuat demi memperbaiki kondisi pangan dan kehidupan rakyatnya.

Hal itu disampaikan dalam pidato Kim Jong Un ketika menghadiri pertemuan peringatan 76 tahun berdirinya Partai Buruh yang berkuasa pada Minggu (11/10/2021) menurut Kantor Berita Pusat Korea resmi Pyongyang (KCNA).

Baca juga: Indonesia, Korea Utara, dan Thailand Tidak Patuh WADA, Apa Akibatnya?

Kim Jong Un pada kesempatan yang sama mengatakan partainya bertekad mencapai tujuan ekonomi yang ditetapkan selama kongres partai pada Januari.

Namun, Kim Jong Un mengakui rencana ekonomi sebelumnya tidak berhasil dan pemerintah mengeluarkan rencana pembangunan baru untuk lima tahun ke depan.

Dia pun mengonfirmasi tekad partai untuk secara efisien melaksanakan rencana lima tahun tersebut. Tujuannya lolos dari krisis Korea Utara dengan meningkatkan "ekonomi nasional dan memecahkan masalah makanan, pakaian, dan perumahan rakyat".

KCNA mengatakan Kim menganalisis “kesulitan yang belum pernah terjadi sebelumnya” yang dihadapi Korea Utara.

Pemimpin otoriter berusia 37 tahun itu pun menyerukan persatuan dalam mengembangkan ekonomi negara dalam menghadapi “situasi suram.”

Baca juga: WHO Mulai Kirim Pasokan Medis Covid-19 ke Korea Utara melalui China


Melansir AP pada Senin (11/10/2021), para analis menilai Kim mungkin menghadapi momen terberat dalam satu dekade kekuasaannya.

Dia gagal memenangkan keringanan sanksi yang sangat dibutuhkan dalam pertemuan puncaknya dengan Presiden Donald Trump saat itu pada 2018 dan 2019. Kemudian pandemi virus corona menyebabkan Korea Utara terpaksa menutup perbatasannya.

Kebijakan itu memberikan tekanan ekonomi lebih lanjut bagi Korea Utara, setelah beberapa dekade salah urus dan sanksi atas program senjata nuklir Korea Utara.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pekan lalu beberapa pasokan medis Covid-19 telah tiba di pelabuhan Korea Utara.

Penerimaan bantuan luar ini mengindikasikan bahwa Korea Utara melonggarkan salah satu penutupan perbatasan pandemi paling ketat di dunia.

Namun, pidato akhir pekan lalu tidak menyebutkan komentar spesifik apa pun terhadap Washington dan Seoul.

Baca juga: Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Dianggap Sosok Sombong dan Dibenci Pejabat Korea Utara

Negosiasi nuklir Korea Utara dengan Washington telah terhenti selama lebih dari dua tahun.

Kondisi itu terjadi karena tidak tercapainya kesepakatan dalam pertukaran pelepasan sanksi AS ke Korea Utara yang melumpuhkan negara itu, dan terkait langkah-langkah denuklirisasinya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com