Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Mulai Kirim Pasokan Medis Covid-19 ke Korea Utara melalui China

Kompas.com - 07/10/2021, 18:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

SEOUL, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang bekerja untuk mengirimkan pasokan medis Covid-19 ke Korea Utara melalui China.

Pengiriman ini kemungkinan menjadi tanda bahwa Korea Utara mulai melonggarkan salah satu penutupan perbatasan pandemi paling ketat di dunia, untuk menerima bantuan dari luar.

Baca juga: Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, Dianggap Sosok Sombong dan Dibenci Pejabat Korea Utara

WHO mengatakan dalam laporan pemantauan mingguan bahwa pihaknya memulai pengiriman pasokan medis penting Covid-19 melalui pelabuhan Dalian di China, sebagai "penimbunan strategis dan pengiriman lebih lanjut" ke Korea Utara.

AP mewartakan Pejabat WHO pada Kamis (7/10/2021) tidak segera menanggapi permintaan rincian lebih lanjut, termasuk jenis persediaan apa yang dikirimkan, dan apakah mereka telah mencapai Korea Utara.

Menggambarkan kampanye anti-virusnya sebagai masalah “keberadaan nasional,” Korea Utara telah sangat membatasi lalu lintas dan perdagangan lintas batas selama dua tahun terakhir, meskipun ada tekanan pada ekonominya yang sudah lumpuh.

Penyelidik hak asasi manusia PBB pada Agustus meminta pemerintah Korea Utara mengklarifikasi tuduhan, bahwa mereka memerintahkan pasukannya menembak di tempat setiap pelanggar yang melintasi perbatasannya yang melanggar penutupan pandemi.

Baca juga: Korea Utara Tuding Dewan Keamanan PBB Punya Standar Ganda


Sementara, Korea Utara belum melaporkan satu kasus Covid-19 , para ahli di luar secara luas meragukannya lolos dari penyakit yang telah menyentuh hampir setiap tempat lain di dunia.

Korea Utara mengatakan kepada WHO bahwa mereka telah menguji 40.700 orang untuk virus corona hingga 23 September dan semua tesnya negatif.

Mereka yang diuji pada minggu lalu dilaporkan termasuk 94 orang dengan penyakit seperti influenza atau gejala lain dan 573 petugas kesehatan, menurut laporan WHO.

Para ahli mengatakan epidemi di Korea Utara bisa menghancurkan, mengingat sistem perawatan kesehatannya yang buruk dan kekurangan pasokan medis yang kronis.

Tetapi meskipun menerapkan kontrol perbatasan yang ketat, Korea Utara belum menunjukkan urgensi yang sama untuk vaksin Covid-19, bahkan ketika kampanye imunisasi massal terus tertunda di tengah kekurangan pasokan global.

Analis mengatakan Korea Utara mungkin tidak nyaman dengan persyaratan pemantauan internasional yang akan dilampirkan pada vaksin yang diterimanya dari dunia luar.

Baca juga: Setelah Rudal Hipersonik, Korea Utara Tes Rudal Anti-pesawat

Ada juga pandangan bahwa pemimpin Kim Jong Un memiliki motivasi politik dalam negeri untuk memperketat penguncian negara.

Utamanya, ketika dia menyerukan persatuan dan mencoba memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan, sambil menavigasi mungkin masa terberatnya setelah hampir satu dekade berkuasa.

Laporan WHO terbaru datang beberapa minggu setelah Kim selama pertemuan partai yang berkuasa memerintahkan para pejabat untuk melakukan kampanye anti-virus yang lebih keras dalam “gaya kami”.

Seruan itu disampaikan setelah dia menolak beberapa vaksin Covid-19 asing, yang ditawarkan melalui program imunisasi yang didukung oleh PBB.

UNICEF, yang menyediakan dan mengirimkan vaksin atas nama program distribusi Covax, mengatakan bulan lalu bahwa Korea Utara mengusulkan jatah sekitar 3 juta suntikan Sinovac dikirim ke negara-negara yang terkena dampak parah sebagai gantinya.

Beberapa analis mengatakan Korea Utara bersiap menerima vaksin Covid-19 yang lebih efektif, di tengah pertanyaan tentang efektivitas vaksin Sinovac.

UNICEF mengatakan kementerian kesehatan Korea Utara mengatakan akan terus berkomunikasi dengan Covax mengenai vaksin di masa depan.

Baca juga: Uji Coba Terbaru, Korea Utara Luncurkan Rudal Anti-pesawat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com