Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Terancam Direbut China, Taiwan Tegaskan Tetap Bertahan

Kompas.com - 10/10/2021, 13:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Minggu (10/10/2021) menegaskan, wilayah kekuasaannya tidak akan tunduk pada tekanan China, dan bakal mempertahankan cara hidup demokratisnya.

Penegasan Tsai Ing-wen dilontarkan menyusul rekor inkursi oleh pesawat militer China yang memasuki zona pertahanan udara Taiwan, dan janji Xi Jinping yang akan melakukan reunifikasi secara damai.

China memandang Taiwan sebagai wilayahnya dan berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

Baca juga: Xi Jinping: China Akan Rebut Taiwan secara Damai dan Bakal Terwujud

"Semakin banyak yang kami capai, semakin besar tekanan yang kami hadapi dari China," kata Tsai Ing-wen dalam pidato Hari Nasional Taiwan.

Perempuan berusia 65 tahun itu menambahkan, "Tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan China untuk kami," dikutip dari AFP.

Tsai Ing-wen menggambarkan Taiwan "berdiri di garis pertahanan pertama demokrasi".

"Kami berharap untuk melonggarkan ... hubungan (dengan Beijing) dan tidak akan bertindak gegabah, tetapi sama sekali tidak boleh ada gambaran bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," tambahnya.

China dan Taiwan diperintah secara terpisah sejak berakhirnya perang saudara pada 1949.

Namun, ketegangan meningkat ke level tertinggi dalam puluhan tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden China Xi Jinping, yang memutuskan komunikasi resmi dengan Taipei setelah terpilihnya Tsai Ing-wen sebagai Presiden Taiwan lima tahun lalu.

Baca juga: Ketegangan Militer China-Taiwan dalam Kondisi “Terburuk dalam 40 Tahun”

Ada juga gejolak lain dengan meningkatnya inkursi jet tempur China dan pembom berkemampuan nuklir ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan secara signifikan.

Beijing menerbangkan sekitar 150 pesawat untuk melakukan inkursi ke zona itu pada hari-hari sekitar Hari Nasional China pada 1 Oktober, dan menjadi rekor jumlah.

ADIZ tidak sama dengan wilayah udara teritorial Taiwan. Zona itu mencakup area yang jauh lebih besar dan tumpang tindih dengan bagian dari zona identifikasi pertahanan udara China sendiri, bahkan mencakup beberapa daratan.

Tsai Ing-wen yang memenangi dua pemilu, dibenci oleh Beijing karena dia menganggap Taiwan sebagai negara yang "sudah merdeka", bukan bagian dari "satu China".

Akan tetapi, Tsai Ing-wen juga tidak bergerak mendeklarasikan kemerdekaan formal, yang telah lama diperingatkan Beijing akan memicu invasi.

Baca juga: Siap Perang Lawan China, Taiwan Minta Bantuan Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com