Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Semakin Terancam Direbut China, Taiwan Tegaskan Tetap Bertahan

Penegasan Tsai Ing-wen dilontarkan menyusul rekor inkursi oleh pesawat militer China yang memasuki zona pertahanan udara Taiwan, dan janji Xi Jinping yang akan melakukan reunifikasi secara damai.

China memandang Taiwan sebagai wilayahnya dan berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

"Semakin banyak yang kami capai, semakin besar tekanan yang kami hadapi dari China," kata Tsai Ing-wen dalam pidato Hari Nasional Taiwan.

Perempuan berusia 65 tahun itu menambahkan, "Tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan China untuk kami," dikutip dari AFP.

Tsai Ing-wen menggambarkan Taiwan "berdiri di garis pertahanan pertama demokrasi".

"Kami berharap untuk melonggarkan ... hubungan (dengan Beijing) dan tidak akan bertindak gegabah, tetapi sama sekali tidak boleh ada gambaran bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," tambahnya.

China dan Taiwan diperintah secara terpisah sejak berakhirnya perang saudara pada 1949.


Namun, ketegangan meningkat ke level tertinggi dalam puluhan tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden China Xi Jinping, yang memutuskan komunikasi resmi dengan Taipei setelah terpilihnya Tsai Ing-wen sebagai Presiden Taiwan lima tahun lalu.

Ada juga gejolak lain dengan meningkatnya inkursi jet tempur China dan pembom berkemampuan nuklir ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan secara signifikan.

Beijing menerbangkan sekitar 150 pesawat untuk melakukan inkursi ke zona itu pada hari-hari sekitar Hari Nasional China pada 1 Oktober, dan menjadi rekor jumlah.

ADIZ tidak sama dengan wilayah udara teritorial Taiwan. Zona itu mencakup area yang jauh lebih besar dan tumpang tindih dengan bagian dari zona identifikasi pertahanan udara China sendiri, bahkan mencakup beberapa daratan.

Tsai Ing-wen yang memenangi dua pemilu, dibenci oleh Beijing karena dia menganggap Taiwan sebagai negara yang "sudah merdeka", bukan bagian dari "satu China".

Akan tetapi, Tsai Ing-wen juga tidak bergerak mendeklarasikan kemerdekaan formal, yang telah lama diperingatkan Beijing akan memicu invasi.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/10/131730370/semakin-terancam-direbut-china-taiwan-tegaskan-tetap-bertahan

Terkini Lainnya

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

59 dari 76 Drone-Rudal Rusia Berhasil Dijatuhkan Ukraina

Global
Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke