Beberapa karyawannya bahkan belum menerima gaji untuk beberapa waktu. Bahkan, makanan gratis untuk para peneliti di pusat penelitian dan pengembangan telah ditangguhkan.
Evergrande telah menjual saham milik beberapa anak perusahaannya pada akhir September untuk mengamankan uang tunai.
Namun, krisis yang menerpa raksasa tersebut menurut sejumlaha analis kemungkinan masih akan terus berlanjut.
Pasalnya, bisnis utama Evergrande yaitu real estate mengalami perlambatan karena peraturan pemerintah China.
Di sisi lain, bisnis kendaraan listrik terkemukanya sedang kesulitan dalam berjuang.
Baca juga: Siapa Xu Jiayin Pendiri Evergrande, Pengembang Properti yang Berutang Rp 4,2 Kuadriliun
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link ini https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda terlebih dahulu harus install aplikasi Telegram di ponsel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.