Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Penjara Ekuador Tewaskan 118 Napi, Berawal dari Perayaan Ulang Tahun Pemimpin Geng

Kompas.com - 01/10/2021, 20:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

GUAYAQUIL, KOMPAS.com - Berawal dari perayaan ulang tahun pemimpin geng, timbul kerusuhan di penjara Ekuador yang menewaskan 118 napi.

Pertikaian terjadi di antara dua geng menggunakan senapan dan granat, dengan sejumlah narapidana ada yang dipenggal.

Otoritas setempat menyatakan, 86 terluka. Enam di antaranya kritis, dalam salah satu kericuhan penjara paling mematikan di Amerika Selatan.

Baca juga: Makin Brutal, 116 Orang Tewas dalam Bentrokan Geng Kriminal di Penjara Ekuador

Bentrokan pecah pada Selasa (28/9/2021) di lembaga pemasyarakatan Guayaquil. Geng yang berseteru punya kaitan dengan kartel narkoba Meksiko.

Pada Kamis malam waktu setempat (30/9/2021), komandan polisi Jenderal Tannya Varela berujar para tahanan tidak lagi menguasai lapas.

Pemulihan ketertiban itu terjadi setelah penegak hukum mengerahkan 900 personel dan unit taktis untuk merebut kendali.

Berdasarkan keterangan Jenderal Varela, para tahanan sudah kembali ke selnya dan situasi berangsur normal.

Pasukan dan tank ditempatkan di luar penjara, dan ratusan keluarga menunggu untuk mengetahui nasib kerabat mereka.

Ermes Duarte, yang datang dari kota Salitre mengatakan, putranya tinggal 15 hari lagi sebelum dibebaskan.

Baca juga: Kerusuhan di Penjara Ekuador Tewaskan 35 Orang, 8 di Antaranya Dipenggal

"Saya datang karena melihat video yang dikirimkan ke saya, dan saya mengenali kepalanya," ujar wanita 71 tahun itu.

Perang

Situs berita Ekuador Primicias melaporkan, kerusuhan penjara terjadi setelah salah satu anggota geng merayakan ulang tahun pemimpin mereka.

Selain itu seperti diberitakan AFP Jumat (1/10/2021), mereka membual sudah memeroleh kendali atas lapas, menimbulkan kemarahan dari rival.

Presiden Guillermo Lasso yang mengunjungi Guayaquil mengatakan, situasi tersebut memaksa pemerintah menerapkan darurat nasional.

Baca juga: Kerusuhan Kembali Pecah di Penjara Ekuador, 24 Tahanan Tewas

Artinya, mereka akan mengabaikan hak sipil narapidana dan menggunakan kekerasan terbuka, termasuk mengerahkan militer.

Total sepanjang 2021, kerushan di lapas Ekuador sudah membunuh lebih dari 230 tahanan, dengan banyak yang dipenggal.

Sistem penjara setempat mempunyai 65 lapas yang sebenarnya dirancang untuk menampung sekitar 30.000 tahanan.

Tapi faktanya, fasilitas hukum tersebut kelebihan kapasitas dengan memenjarakan 39.000 napi yang hanya dijaga 1.500 sipir.

Situasi makin pelik karena korupsi yang merajalela, membuat geng kriminal mempunyai akses mendapat senjata dan amunisi.

Baca juga: Ngerinya Keributan Penjara Ekuador, Berebut Pengaruh Berujung Ricuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com