Pesawat tersebut dibajak 40 menit setelah lepas landas.
Para penumpang juga telah mengetahui insiden yang terjadi di New York dan Washington saat pesawat mengalami delay.
Mengetahui bahwa pesawat tidak kembali ke bandara seperti yang diklaim para pembajak, sekelompok penumpang dan pramugari merencanakan pemberontakan.
Para penumpang melawan keempat pembajak dan diduga menyerang kokpit dengan alat pemadam kebakaran.
Pesawat itu kemudian terbalik dan melesat ke tanah dengan kecepatan lebih dari 500 mil per jam
Baca juga: Detik-detik Serangan 11 September 2001, 4 Pesawat Tewaskan Hampir 3.000 Orang
United Airlines juga melaporkan pesawatnya yang lain dengan nomor penerbangan 175, jenis Boeing 767, berpenumpang 65 orang, dengan rute Boston-Los Angeles juga jatuh.
"Kami sangat ngeri dengan kejadian tragis ini. Seluruh pikiran dan doa kami panjatkan bagi semua korban dan keluarganya yang terlibat," kata Ketua American Airlines Donald Carty, seperti diwartakan Harian Kompas (12/9/2001).
Kalimat itu dikeluarkan karena pihak berwenang tertinggi di bidang keamanan yang bekerja sama sangat dekat dengan Pemerintah AS tidak mengizinkan mengeluarkan informasi lain.
Pemerintah AS juga telah menutup seluruh penerbangan sipil.
Dalam sekejap, AS, khususnya Manhattan (New York) dan Washington dipenuhi kabut.
World Trade Center, menara kembar pencakar langit yang terdiri dari 110 lantai itu, dan merupakan gedung tertinggi di New York.
Sekitar 40.000 orang bekerja di kedua gedung tersebut dan lebih dari 150.000 orang setiap hari mengunjungi tempat itu untuk berbisnis atau sekadar melihat-lihat.
Pada pukul 09.00 malam waktu setempat, Presiden Georde W Bush menyampaikan pidato di televisi dari Oval Office dan menyatakan bahwa serangan itu ulah para teroris.
"Serangan teroris dapat mengguncang fondasi bangunan terbesar kita, tetapi tidak dapat menyentuh fondasi Amerika. Tindakan ini menghancurkan baja, tetapi tidak bisa mematahkan tekad baja Amerika," ujar Bush.
Baca juga: Koleksi Museum 9/11 AS, Bukti Pilu Selasa Kelabu di WTC
Jaringan teroris al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan itu.
Aksi tersebut diyakini sebagai bentuk pembalasan atas dukungan AS terhadap Israel dan kehadiran militernya yang terus berlanjut di Timur Tengah.
Beberapa pelaku penyerangan telah tinggal di AS selama lebih dari setahun dan telah mengambil pelajaran terbang di sekolah penerbangan komersial Amerika.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.