Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

11 September dalam Sejarah: Tragedi 9/11 Guncang AS pada 2001

KOMPAS.com - Hari ini, 20 tahun yang lalu, Amerika Serikat terguncang.

Deretan aksi teror terjadi pada 11 September 2001. Bukan aksi biasa, bukan pula aksi yang bisa dilupakan begitu saja.

11 September atau 9/11, kekal dalam ingatan, dan bahkan mengubah arah sejarah.

Selasa naas itu dimulai sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Kota masih amat lengang. Denyut kehidupan baru dimulai di New York.

Tiba-tiba, sebuah pesawat menabrak menara World Trade Center (WTC) New York.

Semuanya serba sureal. Video-video yang beredar, menggambarkan betapa kontrasnya kota, sebelum dan sesudah kejadian

Tabrakan itu meninggalkan lubang cukup besar, di antara lantai 80 dan 85 bangunan berlantai 110 itu.

Saat orang-orang masih belum mempercayai kejadian yang baru saja terjadi, 18 menit kemudian, pesawat kedua menabrak gedung kembarannya.

Hanya dalam waktu satu-dua jam, pusat finansial AS itu runtuh.

Dilansir History, struktur baja gedung pencakar langit yang dirancang untuk menahan angin lebih dari 200 mph dan api besar, tak mampu menahan panas luar biasa akibat bahan bakar jet yang terbakar.

3.000 orang tewas dalam aksi serangan di WTC ini, termasuk petugas pemadam kebakaran dan polisi Kota New York.

Ketika jutaan orang tengah menyaksikan peristiwa memilukan di WTC, sebuah pesawat jumbo American Airlines Flight 77 juga menabrak Gedung Departemen Pertahanan AS Pentagon di luar Washington pada pukul 09.45 waktu setempat.

Bahan bakar jet dari pesawat itu menyebabkan kebakaran dahsyat hingga meruntuhkan sebagian struktur dari bangunan beton raksasa.

Secara keseluruhan, 125 personel militer dan warga sipil tewas di Pentagon bersama dengan 64 orang di pesawat tersebut.

Teror belum berhenti. Satu pesawat United Airlines nomor 93, jenis Boeing 757 dengan 45 penumpang, dengan rute Newark New Jersey ke San Francisco, jatuh sekitar 80 mil di tenggara Pittsburgh.

Pesawat tersebut dibajak 40 menit setelah lepas landas.

Para penumpang juga telah mengetahui insiden yang terjadi di New York dan Washington saat pesawat mengalami delay.

Mengetahui bahwa pesawat tidak kembali ke bandara seperti yang diklaim para pembajak, sekelompok penumpang dan pramugari merencanakan pemberontakan.

Para penumpang melawan keempat pembajak dan diduga menyerang kokpit dengan alat pemadam kebakaran.

Pesawat itu kemudian terbalik dan melesat ke tanah dengan kecepatan lebih dari 500 mil per jam

United Airlines juga melaporkan pesawatnya yang lain dengan nomor penerbangan 175, jenis Boeing 767, berpenumpang 65 orang, dengan rute Boston-Los Angeles juga jatuh.

"Kami sangat ngeri dengan kejadian tragis ini. Seluruh pikiran dan doa kami panjatkan bagi semua korban dan keluarganya yang terlibat," kata Ketua American Airlines Donald Carty, seperti diwartakan Harian Kompas (12/9/2001).

Kalimat itu dikeluarkan karena pihak berwenang tertinggi di bidang keamanan yang bekerja sama sangat dekat dengan Pemerintah AS tidak mengizinkan mengeluarkan informasi lain.

Pemerintah AS juga telah menutup seluruh penerbangan sipil.

Dalam sekejap, AS, khususnya Manhattan (New York) dan Washington dipenuhi kabut.

World Trade Center, menara kembar pencakar langit yang terdiri dari 110 lantai itu, dan merupakan gedung tertinggi di New York.

Sekitar 40.000 orang bekerja di kedua gedung tersebut dan lebih dari 150.000 orang setiap hari mengunjungi tempat itu untuk berbisnis atau sekadar melihat-lihat.

Pada pukul 09.00 malam waktu setempat, Presiden Georde W Bush menyampaikan pidato di televisi dari Oval Office dan menyatakan bahwa serangan itu ulah para teroris.

"Serangan teroris dapat mengguncang fondasi bangunan terbesar kita, tetapi tidak dapat menyentuh fondasi Amerika. Tindakan ini menghancurkan baja, tetapi tidak bisa mematahkan tekad baja Amerika," ujar Bush.

Jaringan teroris al-Qaeda bertanggung jawab atas serangan itu.

Aksi tersebut diyakini sebagai bentuk pembalasan atas dukungan AS terhadap Israel dan kehadiran militernya yang terus berlanjut di Timur Tengah.

Beberapa pelaku penyerangan telah tinggal di AS selama lebih dari setahun dan telah mengambil pelajaran terbang di sekolah penerbangan komersial Amerika.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/11/100358870/11-september-dalam-sejarah-tragedi-9-11-guncang-as-pada-2001

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 FaseĀ 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 FaseĀ 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke