Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban: Wanita Tidak Pantas Jadi Menteri, Mereka Seharusnya Melahirkan

Kompas.com - 10/09/2021, 19:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Taliban menyatakan, wanita tidak akan menempati posisi sebagai menteri, karena tugas mereka adalah melahirkan.

Dalam wawancara dengan TOLO News, juru bicara Sayed Zekrullah Hashim menyatakan perempuan tidak dianggap bagian dari masyarakat Afghanistan.

Menurutnya, membiarkan perempuan mendapatkan jabatan di pemerintahan seperti "menempatkan beban di leher yang tidak bisa mereka tanggung".

Baca juga: Mantan Sekjen NATO: Kesepakatan Trump dengan Taliban adalah Malapetaka

Dalam wawancara yang beredar itu, Hashim menyebut wanita yang turun ke jalan dan berdemonstrasi bukanlah wanita Afghanistan.

"Perempuan Afghanistan adalah yang mereka yang melahirkan, dan mendidik anak-anaknya seauai dengan etika dalam Islam," kata dia.

Wawancara itu muncul di tengah kabar Taliban berniat meresmikan pemerintahannya pada Sabtu waktu setempat (11/9/2021).

Peresmian pemerintahan itu dianggap ejekan bagi AS, yang juga memeringati 20 tahun tragedi serangan 11 September 2001 (9/11).

Sejak merebut kekuasaan pada 15 Agustus, milisi mengeklaim mereka berbeda dari pemerintahan sebelumnya pada 1996-2001.

Namun, beredar kabar bagaimana milisi membubarkan wanita yang berdemonstrasi secara paksa, hingga larangan mereka berkecimpung di olahraga.

"Wanita jelas tidak bisa menjadi menteri. Jika diumpamakan Anda menempatkan beban di leher yang tidak bisa mereka bawa," kata Hashim dilansir Daily Mail.

"Tidak perlu rasanya jika mereka harus berada dalam pemerintahan. Mereka seharusnya melahirkan. Perempuan yang berunjuk rasa tidak mewakili kaum mereka," ujar dia.

Si jurnalis kemudian memotong omongan juru bicara tersebut dengan menegaskan perempuan adalah bagian dari masyarakat Afghanistan.

Ucapan si penanya dijawab oleh Hashim bahwa dia tidak menganggap mereka sebagai bagian dari publik. "Apa itu bagiannya?"

Baca juga: PBB Khawatir Situasi Taliban Afghanistan Juga Terjadi di Sahel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Blokir Stasiun Kereta Api di Bologna Italia

Global
Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Jelang Pemilu, Calon Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak Saat Kampanye

Global
Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Taliban Berupaya Segera Miliki Jalur Kereta Api

Global
Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Ini Penjara Terkecil di Dunia yang Terdiri 2 Sel Tanpa Jendela

Global
Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Carlo Acutis, Remaja Italia yang Dijuluki 'Influencer Tuhan' Akan Jadi Santo Milenial Pertama

Internasional
Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Setelah Tanah Longsor Papua Nugini, PBB Ingatkan Adanya Risiko Penyakit

Global
Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Gunung Meletus di Islandia Muntahkan Lava Setinggi 50 Meter

Global
Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir, Persempit Gerakan Hamas

Global
Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Rangkuman Hari Ke-826 Serangan Rusia ke Ukraina: Polemik Larangan Senjata | Belarus Tangguhkan CFE

Global
Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com