Langkah itu memicu demonstrasi massal di mana puluhan pengunjuk rasa tewas.
Conde memenangkan pemilihan, tetapi oposisi politik berpendapat bahwa jajak pendapat itu palsu.
Baca juga: Pemimpin Kudeta Guinea Larang Para Pejabat Pemerintah ke Luar Negeri
Letkol Doumbouya, beberapa jam setelah mengambil alih kekuasaan, muncul di televisi dan menuduh pemerintah melakukan "korupsi endemik" dan "menginjak-injak hak warga negara".
Keberadaan Conde saat ini tidak diketahui, meskipun militer telah menjamin keselamatannya.
Sebuah video yang dikirim ke AFP oleh para pemberontak pada Minggu (5/9/2021) menunjukkan Conde tampak kusut duduk di sofa dikelilingi oleh pasukan. Dia mengenakan celana jins dan kemeja yang sebagian tidak dikancing.
Dia menolak untuk menjawab pertanyaan tentang apakah dia dianiaya.
Kudeta militer disambut dengan kegembiraan di beberapa bagian Conakry. Penduduk turun ke jalan untuk memuji tentara yang lewat.
Cellou Dalein Diallo, pemimpin oposisi utama negara itu, juga mendukung langkah itu. Dia berharap langkah ini akan mengarah pada "demokrasi yang damai" di negara berpenduduk 13 juta orang tersebut.
Pada Senin (6/9/2021), koalisi oposisi Diallo ANAD mendesak militer yang berkuasa untuk mendirikan "lembaga yang sah dan mampu melaksanakan reformasi", dan untuk menegakkan supremasi hukum.
Baca juga: Pemain Liverpool Naby Keita dan Kakak Paul Pogba Terjebak Kudeta Guinea
Para pemberontak Guinea membubarkan konstitusi dan pemerintah setelah kudeta.
Pada Selasa (7/9/2021), tentara mulai membongkar penghalang jalan polisi dan tentara di sekitar ibu kota. Para pengkritik Conde mengeklaim itu dipasang untuk mengendalikan protes.
Tidak ada kematian yang dilaporkan secara resmi dalam pemberontakan itu, meskipun laporan di media Guinea menunjukkan bahwa antara selusin dan 20 orang tewas.
AFP tidak dapat mengonfirmasi secara independen laporan tersebut.
Dalam penampilan publik pertamanya sebagai pemimpin militer pada Senin (6/9/2021), Letkol Doumbouya berjanji tidak akan ada "perburuan” terhadap mantan anggota pemerintah.
Namun, menteri tetap dilarang meninggalkan negara itu.
Letkol Doumbouya juga berusaha meyakinkan komunitas bisnis, yang khawatir akan potensi gangguan dalam rantai pasokan komoditas.
Pertambangan adalah tulang punggung ekonomi Guinea, yang memiliki sumber daya mineral yang melimpah, dari bauksit dan bijih besi hingga emas dan berlian.
Letkol Doumbouya mengeklaim Guinea akan terus menjunjung tinggi "semua usaha dan perjanjian penambangannya".
Letkol Doumbouya, pemimpin kudeta ini berusia 40-an awal dan dilatih di akademi militer Perancis Ecole de Guerre. Dia juga anggota Legiun Asing Perancis.
Baca juga: AS Mengutuk Kudeta Guinea, Presiden Alpha Conde Diculik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.