Pada Agustus 2018, dia kembali membeli pisau dan ditangkap serta dipenjara. Dia dibebaskan ke komunitas pada Juli tahun ini ketika pengawasan dimulai, menurut Ardern.
PM Selandia Baru juga telah mendapat pengarahan tentang kasus tersebut pada akhir Juli dan lagi pada akhir Agustus. Para pejabat, termasuk komisaris polisi, akhirnya mengangkat kemungkinan untuk mempercepat amandemen undang-undang kontra-terorisme.
Ardern mengatakan ingin menjelaskan mengapa pelaku tidak dideportasi tetapi tidak bisa karena hal itu akan melanggar perintah pengadilan, yang juga mencegahnya mengidentifikasi dia.
Baca juga: Selandia Baru Laporkan Kematian Pertama Terkait Vaksin Pfizer
Tapi dia mengatakan tidak berniat menyebut pelaku.
“Tidak ada teroris, baik yang masih hidup atau sudah meninggal, yang namanya pantas disebutkan karena keburukan yang mereka cari,” katanya.
Kelompok supermarket Selandia Baru Countdown pada Sabtu (4/9/2021) mengatakan mereka telah mengeluarkan pisau dan gunting dari raknya sambil mempertimbangkan apakah akan terus menjualnya.
"Kami ingin semua tim kami merasa aman ketika mereka datang untuk bekerja," kata Kiri Hannifin, manajer umum untuk keselamatan dari Countdown, dalam sebuah pernyataan media.
Jaringan supermarket lain juga telah mengeluarkan pisau tajam dari rak mereka, menurut laporan media.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik 107 Kali Lipat, Selandia Baru Lanjutkan Lockdown
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.