Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KISAH MISTERI: Operasi Pastorius, Upaya Hitler Lancarkan Aksi Teror Pertama di AS

Kompas.com - 03/09/2021, 04:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Operasi Pastorius umumnya tenggelam di antara kisah Perang Dunia II populer. Padahal jika tidak digagalkan, operasi ini mungkin akan menjadi aksi teror besar pertama di Amerika Serikat (AS) mendahului insiden 11 September.

Upaya sabotase itu dilancarkan Adolf Hitler ke “Negeri Paman Sam” tak lama setelah masuknya AS ke dalam Perang Dunia II pada akhir 1941.

Baca juga: 2 September dalam Sejarah: Berakhirnya Perang Dunia II pada 1945

Nazi memulai rencana untuk menyusup dan menyerang AS pada Juni 1942, melalui Pantai Timur AS, dimulai dengan dua tim beranggotakan empat orang.

Intelijen militer Jerman menyebut operasi itu dengan nama sandi Operasi Pastorius. Nama itu untuk menghormati Franz Daniel Pastorius, yang pada 1683 meluncurkan pemukiman "rahasia” Jerman-Amerika di Germantown, Pennsylvania, AS.

Sejak awal rencana tersebut terbilang ambisius. Sasaran utamanya adalah untuk menyabotase dan melumpuhkan infrastruktur AS, yakni pembangkit listrik tenaga air besar, pabrik aluminium penting, rel kereta api, jembatan dan kanal, dan sistem pasokan air di New York City.

Terlatih dan dipasok dengan baik, para penyabotase memiliki alasan yang baik untuk percaya diri akan misinya. Tetapi pada akhirnya operasi mereka gagal total dan berakhir memalukan.

Baca juga: Pria Berusia 100 Tahun Diadili sebagai Mantan Pejabat Kamp Konsentrasi Nazi

Pembentukan tim penyabotase

Semua berawal saat Hitler menyatakan perang terhadap AS, empat hari setelah Jepang mengebom Pearl Harbor.

Pimpinan Nazi itu memerintahkan operasi sabotase terhadap target di dalam AS, semata-mata untuk membuktikan bahwa AS tetap rentan akan serangannya meski jauh dari Eropa.

Dia pun mendelegasikan operasi ini kepada Abwehr, badan intelijen Jerman, yang dipimpin oleh Laksamana Wilhelm Canaris. Mereka telah melakukan operasi sabotase ekstensif terhadap musuh Nazi.

Abwehr juga mengembangkan semua alat dan teknik yang diperlukan, dan mendirikan sekolah sabotase yang rumit di pedesaan Jerman yang berhutan dekat Brandenburg.

Kontrol langsung atas operasi Amerika diberikan kepada William Kappe, seorang anggota lama Nazi berperawakan gemuk dan saat itu berusia 37 tahun. Dia juga mengenal AS dengan sangat baik, setelah tinggal di sana selama 12 tahun.

Awalnya Operasi Pastorius, hanyalah yang pertama dari banyak tim sabotase yang akan menyelinap ke Amerika dengan kecepatan satu atau dua kelompok setiap enam minggu.

Setelah jaringan beroperasi penuh, Kappe berencana bergabung dengan anak buahnya di Amerika dan mengarahkan kegiatan mereka.

Baca juga: Tank Nazi Perang Dunia II Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Seorang Pensiunan, Aparat Bingung Kasih Hukuman

Untuk menemukan orang yang cocok menjalankan misi itu, Letnan Kappe menjelajahi catatan Institut Ausland. Organisasi Jerman itu melacak afiliasi politik warganya yang pindah ke luar negeri, dan membiayai mereka yang kembali ke Jerman.

Dia akhirnya memilih 12 orang yang menurutnya energik, cakap, dan setia pada perjuangan Jerman. Sebagian besar adalah pekerja kerah biru, dan semua kecuali dua telah lama menjadi anggota Nazi.

Tapi, empat orang keluar dari tim itu, hingga tersisa dua tim yang terdiri dari empat orang di bawah kepemimpinan George John Dasch dan Edward Kerling.

Mereka memulai pelatihan pada April 1942, dan menerima tugas pada bulan berikutnya.

Dasch akan memimpin Ernst Burger, Heinrich Heinck, dan Richard Quirin dalam menyerang pembangkit listrik tenaga air di Air Terjun Niagara, pabrik cryolite di Philadelphia, kunci kanal di Sungai Ohio, serta pabrik Aluminium Company of America di New York, Illinois, dan Tennessee.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com