Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KISAH MISTERI: Operasi Pastorius, Upaya Hitler Lancarkan Aksi Teror Pertama di AS

Kompas.com - 03/09/2021, 04:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Burger ternyata juga berencana menggagalkan operasi itu. Setelah mencapai kesepakatan, mereka memutuskan agar Dasch pergi ke Washington, sementara Burger tetap berada di New York untuk mengawasi Heinck dan Quirin.

Sesampainya di Washington, Dasch awalnya diabaikan oleh beberapa petugas karena dianggap penipu.

Ucapannya baru dianggap serius setelah menunjukkan 84.000 dollar AS (lebih dari Rp 1 miliar kurs saat ini) sebagai “bekal” operasi itu, di meja Asisten Direktur DM Ladd yang bertanggung jawab atas perburuan mata-mata.

Dasch kemudian menjalani interogasi dan ditanyai selama tiga belas jam, sementara sebuah tim di New York bergerak untuk menangkap anggota timnya yang lain.

Berharap dapat keringanan, Dasch bekerja sama dengan pihak berwenang AS. Tetapi tidak banyak informasi yang bisa diberikannya soal tim Kerling, selain rencana pertemuan di Cincinnati pada 4 Juli.

Dia juga memberikan daftar kontak Jerman di AS kepada FBI, yang ditulis dengan tinta tak terlihat pada saputangan yang diberikan kepadanya oleh Abwehr.

Memanfaatkan informasi ini, FBI melacak anak buah Kerling dan menahan mereka.

Baca juga: Kekejaman Holocaust Nazi, Korban Dikemas Seperti Sarden di Kamar Gas

Hukuman Pengadilan Militer AS

Dengan gagalnya Operasi Pastorius, Dasch sebenarnya berharap mendapat pengampunan. Tetapi, dia malah diperlakukan sama seperti yang lain.

Direktur FBI ternyata tidak mempublikasikan soal bantuannya untuk menggagalkan operasi itu, dan malah mengambil mendapat pujian atas kinerjanya dari publik.

Terjepit, Dasch pun meminta tetap dipenjara bersama timnya agar mereka tidak tahu siapa yang mengkhianati misi tersebut.

Khawatir bahwa pengadilan sipil akan terlalu lunak, Presiden AS Franklin D Roosevelt memerintahkan agar delapan calon penyabotase itu diadili oleh pengadilan militer. Ini adalah yang pertama diadakan sejak pembunuhan Presiden AS Abraham Lincoln.

Meskipun pengacara mereka berusaha agar kasus tersebut dipindahkan ke pengadilan sipil, upaya mereka sia-sia.

Sidang dilanjutkan di Gedung Departemen Kehakiman AS di Washington. Kedelapannya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati.

Namun, Presiden Roosevelt akhirnya tahu pihak FBI tidak menggagalkan operasi sendiri tapi karena ada orang yang berkhianat.

Presiden ke-32 AS itu tetap tidak mempublikasikan fakta itu secara terbuka kepada publik. Namun, dia memberi Dasch dan Burger keringanan hukuman, masing-masing 30 tahun penjara dan penjara seumur hidup.

Pada 1948, Presiden AS Harry Truman memberikan grasi kepada keduanya dan menyuruh mereka dideportasi ke Zona Amerika di Jerman yang diduduki. Sementara nasib enam calon pelaku sabotase itu, sudah dihukum mati dengan sengatan listrik di Penjara Distrik di Washington pada 8 Agustus 1942.

Baca juga: KISAH MISTERI: Misi Rahasia Menculik Ilmuwan Nuklir Nazi dalam Perang Dunia II

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com