KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Penantian 23 tahun Anwar Ibrahim untuk menjadi Perdana Menteri Malaysia kembali gagal pada pekan lalu.
Hanya dalam rentang waktu 17 bulan krisis politik berkepanjangan Malaysia, Anwar tiga kali gagal mengumpulkan angka mayoritas parlemen Malaysia untuk menjadi orang nomor satu "Negeri Jiran”.
Pada Februari 2020, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu dikalahkan oleh Muhyiddin Yassin.
Baca juga: Anwar Ibrahim Minta Kelompoknya Terima Ismail Sabri Yaakob sebagai PM Malaysia
Salah satu alasan utama kolapsnya koalisi Pakatan Harapan ketika itu tidak lain tidak bukan adalah untuk menjegal Anwar menjadi penghuni Seri Perdana.
Selang tujuh bulan kemudian, warga Malaysia digemparkan oleh klaim Anwar bahwa dia akan membentuk pemerintahan baru dengan mayoritas yang kuat dan meyakinkan.
Politisi berusia 74 tahun itu menjadi bulan-bulanan politik setelah tidak mampu membuktikan klaim mayoritasnya.
Yang terbaru, Anwar hanya berjarak 6 kursi dari minimum 111 kursi di Dewan Rakyat. Walau terpaut sangat tipis, suami Wan Azizah itu kembali menjadi pecundang politik dihempaskan Ismail Sabri Yaakob.
Kegagalan Pakatan Harapan kembali ke pucuk kekuasaan yang dimenangkan pada pemilu Mei 2018 mulai memunculkan suara-suara sumbang terhadap Anwar.
Baca juga: Mahathir Gabung Anwar Ibrahim Tuntut Muhyiddin Lengser dari Kursi PM Malaysia
Tidak sedikit anggota koalisi yang menilai Anwar tidak akan pernah dapat menggapai mimpi politiknya menjadi PM.
Sejumlah analis berpendapat masa kejayaan politik Anwar telah berlalu.
Bahkan ada yang merasa Anwar menjadi penghalang politik bagi partai-partai lain untuk membentuk koalisi politik dengan Pakatan.
Rumor politik yang beredar menyebutkan sejumlah blok politik di koalisi Muhyiddin menolak menyeberang ke kubu Pakatan karena sosok Anwar.
Tidak mengejutkan, jika ada yang menganjurkan mantan wakil PM periode 1993-1998 itu pensiun dari dunia politik dan membuka jalan bagi politisi-politisi oposisi dari generasi yang lebih muda.
Namun sejauh ini petinggi koalisi Pakatan mulai dari PKR, Partai Aksi Demokratik (DAP), dan Partai Amanah menegaskan tidak ada rencana untuk mengganti Anwar.
Baca juga: Anwar Ibrahim Ajukan Mosi Tak Percaya kepada PM Malaysia Muhyiddin Yassin
Pemimpin oposisi Malaysia itu tetap menjadi calon perdana menteri Pakatan pada pemilu berikutnya yang diperkirakan akan digelar pertengahan 2022.
Petinggi koalisi juga mencerca pengkritik Anwar, dengan mengingatkan sosok Anwar-lah yang menginisiasi pembentukan koalisi oposisi yang tetap kokoh dan utuh hingga sekarang.
Tanpa Anwar, kemenangan mengejutkan Pakatan di pemilu 2018 tidak akan pernah terjadi.
Pakatan Harapan masih memiliki peluang untuk memenangkan pemilu ke-15 Malaysia.
Walau dipimpin PM baru Ismail, komposisi kabinet PM-ke 9 Malaysia itu hampir mirip dengan kabinet Muhyiddin,
Baca juga: Pakatan Harapan Pilih Anwar Ibrahim sebagai Calon PM Malaysia di Pemilu Dini
Sebanyak 80 persen anggota kabinet Muhyiddin kembali ditunjuk oleh Ismail. Hanya beberapa yang bertukar posisi kementerian.
Keputusan Ismail mempertahankan kabinet yang tidak populer dari pemerintahan Muhyiddin sangat berisiko.
Tingkat kepuasan terhadap Muhyiddin dan kabinetnya terutama di kalangan warga perkotaan, generasi muda, dan suku non-Melayu sangat rendah karena kegagalan menangani penyebaran pandemi Covid-19.
Walau sudah menjalani lockdown berjilid-jilid selama berbulan-bulan, angka kasus harian Covid-19 di Malaysia tidak kunjung menurun yaitu tetap di kisaran 20 ribu.
Baca juga: Perkawinan Politik Anwar Ibrahim dan UMNO, Akankah Terjadi?
Warga juga menunjukan kejengkelan dengan kabinet Ismail di jejaring sosial dengan menyebutnya sebagai pemerintahan gagal jilid kedua.
Salah satu tantangan terbesar Pakatan adalah memenangkan suara warga Melayu terutama yang tinggal di kawasan rural, pedesaan Malaysia, dan pesisir pantai timur Malaysia Barat.
Sejauh ini warga suku Melayu masih loyal terhadap UMNO, partai tempat Ismail bernaung dengan ideologi Melayu Nasionalisnya.
Tanpa dukungan dari demografi ini, Anwar akan menghadapi jalan terjal untuk mencapai mayoritas kursi parlemen melalui pemilu.
Baca juga: Anwar Ibrahim Klarifikasi Belum Ada Kerja Sama Politik antara Partainya dan UMNO
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.