Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir kepada Anwar Ibrahim: Saya Tak Percaya Lagi Padanya

Kompas.com - 01/01/2021, 14:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad terus melancarkan serangan kepada pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim.

Dalam konferensi pers, Mahathir mengungkapkan dia menawarkan kerja sama dengan Anwar beberapa kali setelah koalisi Pakatan Harapan kolaps.

Mantan PM Malaysia itu menuturkan, upaya aliansi terus dilakukan meski partinya, Partai Pribumi Bersatu Malaysia, membelot ke kubu lain.

Baca juga: [KALEIDOSKOP 2020] Mahathir dan Saga Politik Malaysia yang Tiada Akhir

Mahathir mengungkapkan saat itu dia mengupayakan agar bisa bekerja sama lagi dengan Anwar Ibrahim, dan membentuk Pakatan Harapan Plus.

"Anwar menolak saya sepenuhnya. Kami tak bisa berbuat apa pun. Kami tidak sejalan. Bukan saya yang menolak tawaran, tapi dia," ujar dia.

Mahathir Mohamad mengatakan, dia mengusulkan kepada Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) bahwa dia siap jadi PM Malaysia hanya untuk enam bulan.

Namun Anwar menolak. Tak menyerah, Mahathir mengajukan pemimpin Partai Warisan Sabah, Datuk Seri Shafie Apdal. Tapi kembali ditolak.

Politisi gaek berusia 95 tahun itu mengeklaim, Anwar Ibrahim tidak bisa menjadi PM Malaysia karena tidak mendapat cukup dukungan.

Mantan PM berjuluk Dr M itu berujar, dia tidak memercayai klaim Anwar bahwa dia sudah memperoleh dukungan mayoritas untuk menggulingkan PM Muhyiddin Yassin.

Baca juga: Disebut Biang Kerok Krisis Politik Malaysia, Ini Jawaban Mahathir

"Berapa kali dia mengeklaim dia mendapat mayoritas kuat dan meyakinkan? Eh you pi baliklah (mengapa engkau tak pergi saja?)." tanyanya dikutip New Straits Times Kamis (31/12/2020).

"Jika kalian ingin memercayainya, maka itu jelas urusan Anda. Sejauh yang saya ketahui, saya sudah tidak percaya lagi padanya," tegas Mahathir.

Mantan PM periode 1981 sampai 2003 itu menyatakan, dia menyesali membatalkan janji bahwa Anwar tidak bisa jadi PM pada 1990-an.

Baca juga: Politisi Ini Sebut Mahathir Mohamad Biang Kerok Krisis Politik Malaysia

Dr M merujuk pada tatkala Anwar masih menjadi wakilnya di periode 1993-1998, sebelum dia dipecat dan dikeluarkan dari Barisan Nasional.

Bertahun-tahun kemudian, keduanya bersatu untuk membendung Najib Razak, yang berhasil mereka kalahkan dalam pemilu Mei 2018.

Namun pada Februari 2020, terjadi peristiwa yang disebut "Langkah Sheraton", dan membuat Mahathir mengundurkan diri dan Pakatan kolaps.

Kini, Dr M mencari jalan kembali menjadi Putrajaya 1 dengan partai baru yang didirikannya, Pejuang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com