Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Sensitif Berisi Rincian Kontak Staf Afghanistan Ditemukan Tercecer di Kedutaan Inggris

Kompas.com - 27/08/2021, 20:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com - Pejabat Inggris meninggalkan rincian kontak staf Afghanistan di kedutaan Kabul ketika melarikan diri saat Taliban menunjukkan kemenangan.

Seorang jurnalis dari The Times menemukan dokumen sensitif yang berisi rincian kontak staf kedutaan Afghanistan, beserta nama dan alamat.

Selain itu, The Time juga menemukan CV dari pelamar kerja lokal yang tergeletak begitu saja di lantai kompleks kedutaan Inggris.

Baca juga: Warga Australia Mau Jadi Sponsor Pengungsi Afghanistan, Siap Biayai Penempatan

Koresponden perang Anthony Loyd yang dilansir dari Daily Mail pada Jumat (27/8/2021), melaporkan surat-surat itu ditemukan berserakan di antara abu di halaman belakang gedung kediaman Kedutaan Inggris pada Selasa (24/8/2021).

Saat itu, gedung kedutaan sedang dipatroli oleh Taliban setelah ditinggalkan menyusul Afghanistan yang diambilalih pada 15 Agustus.

Loyd memfoto dokumen sensitif tersebut, tetapi tidak dapat dihapusnya karena ia dikawal oleh Taliban.

The Times berusaha mengubungi kontak dalam dokumen itu dan menemukan bahwa beberapa dari mereka masih menunggu untuk dievakuasi. Sebagian masih terlantar di luar bandara Kabul.

Yang lain, sudah dievakuasi dari Afghanistan atau berhasil melarikan diri dari negara itu sendiri.

Baca juga: Ini yang Terjadi jika AS Tarik Pasukan dari Afghanistan Melewati 31 Agustus

Di antara mereka yang tertinggal adalah 3 staf Afghanistan, dan 8 anggota keluarga, termasuk anak-anak, menurut laporan The Times.

Loyd memberikan rincian staf yang hilang kepada pejabat senior Kantor Luar Neger Inggris yang ditempatkan di dalam bandara Kabul, yang kemudian mengatur evakuasi mereka.

Surat kabar itu menunggu 24 jam sebelum menerbitkan artikel tentang penemuan itu, untuk memastikan ada cukup waktu bagi orang-orang itu untuk dibawa ke tempat yang aman.

Kantor Luar Negeri Inggris menanggapi laporan surat kabar itu dengan berkata, "Selama penarikan kedutaan kami, setiap upaya dilakukan untuk menghancurkan informasi sensitif."

Sementara seorang sumber menambahkan, "Kami berterima kasih kepada The Times karena telah berbagi dengan kami informasi yang diperoleh, dan bekerja dengan kami untuk memungkinkan kami membawa ketiga keluarga ini ke tempat yang aman."

Baca juga: Siapa ISIS-K, Kelompok yang Klaim Bom Kabul Afghanistan?

Namun, fakta bahwa dokumen sensitif yang berisi informasi kontak pribadi staf Afghanistan, yang tertinggal di tempat terbuka di kedutaan yang ditinggalkan menunjukkan bahwa protokol untuk menghancurkan informasi sensitif tidak diikuti dengan baik.

Penemuan itu "menunjukkan bahwa staf di kedutaan Inggris ceroboh dengan nyawa karyawan Afghanistan yang terburu-buru menyelamatkan nyawa mereka sendiri," tulis Anthony Loyd dari The Times.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com