Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penari asal Lampung Tampilkan Karyanya di Pentas Teater Dunia di Swiss

Kompas.com - 27/08/2021, 19:01 WIB
Krisna Diantha Akassa,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

ZURICH KOMPAS.com - Musim panas masih berlangsung di Eropa. Namun cuaca di Rote Fabrik, Wollishofen, Zurich, seperti sudah memasuki musim gugur. Ditambah embusan angin dari Telaga Zurich, siapa pun yang salah kostum, harus menanggung akibatnya.

Salah satunya adalah Ayu Permata Sari dan Nia Agustina. Ayu, penari kelahiran Lampung itu, beberapa kali membetulkan kerudungnya. Sementara Nia, dramaturg-nya, juga sibuk menata sweater tenunan Sumba.

Kendati demikian, Swiss, negara dengan bentang alam indah namun kerap dikerkahi cuaca kurang bersahabat itu, tidak membuat utusan Indonesia dalam ajang bergengsi di Zurich Theater Spektakel itu, kehilangan keramahannya.

Baca juga: Semasa Hidupnya, GRAy Koes Isbandiyah Dikenal sebagai Penari Bedhaya dan Srimpi

Keduanya dengan sabar melayani beberapa komunitas Indonesia yang menemuinya, empat jam sebelum pentas perdananya. Beberapa orang lokal yang menyapanya, juga disambutnya dengan keramahan Indonesia.

Load, judul tarian tunggal yang dimainkan Ayu, memang pertama kali akan dipentaskan di Zurich. Tiga hari berturut turut, dari 26 sampai dengan 28 Agustus 2021. "Setelah proses panjang beberapa tahun dalam tim kami,“ jelas Ayu.

Load, jelas Ayu, mempertanyakan keseimbangan posisi perempuan dan laki-laki di budaya suku Pepadun, Kota Bumi, Lampung Utara, tanah kelahirannya.

Di panggung yang berada di Rote Fabrik, Wollishofen, Zurich, Ayu mewujudkannya dalam sebuah gerakan duduk dan berdiri di atas batu persegi empat yang tidak rata. Non-stop selama 35 menit. Oleng beberapa kali, namun tidak sampai terpelanting.

Matanya terpejam, tangannya naik turun, tubuhnya mengubah posisi dari duduk lalu berdiri, atau sebaliknya. Ketika oleng, 100-an penonton yang nyaris memenuhi Rote Fabrik, menahan napas. Ayu kadang mendesis jika nyaris jatuh.

Begitu Ayu menyelesaikan "keseimbangan Load-nya“, di antara gemuruh tepuk tangan penonton, Nia Agustina langsung berlari menuju panggung, dan memeluk erat erat penarinya.

"Sangat, sangat sulit,“ kata Ayu. Latihannya, imbuhnya, memakan waktu yang tidak sedikit. Tidak berlebihan jika penari dan dramaturgnya ini terlihat sangat lega malam itu.

Ayu menari sejak usia 9 tahun di Lampung. Tamat seni tari Institut Seni Indonesia di Yogyakarta. Pada mulanya ingin menjadi dosen tari, namun akhirnya memutuskan murni menjadi penari profesional. Pernah tampil di Belgia, Jerman, Malaysia dan Singapura.

Zurich Teather Spektakel (ZTS), katanya, baru pertama kali dijajakinya. "Saya diundang ZTS, dan alhamdulillah, meski banyak kendala karena Covid-19, akhirnya terlaksana juga sampai kemari,“ katanya.

Beberapa tahun sebelumnya, ZTS tercatat pernah mengundang Garin Nugroho dengan Opera Jawa, Jecko Siompo, atau penampilan tunggal Eko Supriyanto, penari kelahiran Banjarmasin yang pernah menjadi penari latar Madonna.

Baca juga: I Wayan Sastra, Perupa Patung Penari Gandrung Ikonik Banyuwangi Terkulai Sakit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com