Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yunani Hindari Migrasi Ilegal dari Afghanistan dengan Pasang Pagar dan Sistem Pengawasan di Perbatasan

Kompas.com - 21/08/2021, 17:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

ATHENA, KOMPAS.com - Yunani memasang pagar dan sistem pengawasan sepanjang 40 km di Evros, wilayah perbatasan dengan Turki di tengah kekhawatiran meningkatnya gelombang migrasi dari Afghanistan.

"Kami tidak dapat menunggu, secara pasif terhadap kemungkinan dampaknya (gelombang migran Afghanistan)," ujar Menteri Keamanan Masyarakat Yunani Michalis Chrisochoidis dalam kunjungannya ke kawasan Evros pada Jumat (20/8/2021).

Baca juga: Ini Sesumbar Trump Tangani Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan jika Masih Menjabat

"Perbatasan kami akan tetap tidak dapat diganggu gugat," terangnya seperti yang dilansir dari BBC pada Sabtu (21/8/2021).

Chrisochoidis berkomentar setelah Turki meminta negara-negara Eropa untuk mengambil tanggung jawab terhadap migran Afghanistan.

Dalam percakapan telpon dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan terjadi peningkatan tajam pada orang-orang yang meninggalkan Afghanistan.

Baca juga: Top Secret, di Balik Jatuhnya Afghanistan ke Tangan Taliban

Hal itu menurut Erdogan dapat menimbulkan "tantangan serius bagi semua orang".

"Gelombang migrasi tidak dapat dihindari jika tindakan yang dibutuhkan tidak diambil di Afghanistan dan di Iran," ujar Erdogan.

Cepatnya pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban menimbulkan ketakutan masyarakat atas hidup mereka, sehingga berusaha melarikan diri dari negara itu, seringkali dnegan cara apa pun yang diperlukan.

Baca juga: Amnesti Internasional: Taliban Bertanggung Jawab dalam Pembunuhan 9 Pria Etnis Hazara Afghanistan

Chrisochoidis mengatakan krisis menciptakan "kemungkinan arus migrasi" baru masuk ke Eropa.

Yunani yang pernah mangalami krisis migrasi 2015, mengatakan bahwa pemerintahannya akan memulangkan setiap warga Afghanistan yang tiba secara ilegal melalui negaranya.

Pada 2015, lebih dari jutaan orang yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah menyeberanag dari Turki masuk ke Uni Eropa.

Baca juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Apa Saja Sumber Daya Alam di Sana?

Dari mereka yang tiba di Yunani selama krisis migran, banyak yang melakukan perjalanan lebih jauh ke utara di seluruh Eropa, tetapi sekitar 60.000 tetap tinggal di negara itu.

Pada 2020, Athena untuk sementara memblokir permohonan suaka baru setelah Erdogan mengatakan Turki telah "membuka pintu" bagi para migran untuk melakukan perjalanan ke UE.

Mitsotakis mengatakan pada saat itu bahwa Yunani telah meningkatkan "tingkat pencegahan di perbatasan kami secara maksimal", dengan personel keamanan dikerahkan ke perbatasan darat Evros.

Baca juga: Seorang Ibu 11 Anak Berhasil Selamatkan 10 Anak Perempuan dari Tim Robotika Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com