Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Bantah Tuduhan Persekongkolan yang Berencana Bunuh Utusan PBB

Kompas.com - 10/08/2021, 16:10 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNN

NAYPYIDAY, KOMPAS.com - Kementerian luar negeri Myanmar mengatakan bantahan untuk AS pada Senin (9/7/2021).

Mereka mengataka  bahwa komplotan yang dituduhkan di New York terhadap duta besar PBB Kyaw Moe Tun, penentang junta yang berkuasa, tidak ada hubungannya dengan negara itu.

Semua yang terjadi merupakan kasus domestik AS.

Baca juga: Utusan Myanmar Peringatan PBB tentang Dugaan Pembantaian oleh Junta Militer

Dilansir CNN, hal ini adalah pernyataan pertama pemerintah militer sejak penangkapan dua warga negara Myanmar, terkait dengan dugaan persekongkolan tersebut.

Mereka juga menolak komentar yang dibuat dengan kecaman oleh AS, lewar duta besar untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.

"Peristiwa itu adalah kasus domestik di AS. Penghakiman harus dilakukan di sana, menurut hukum AS. Itu tidak ada hubungannya dengan Myanmar," kata pernyataan itu, yang dibacakan di televisi pemerintah MRTV.

Sebelumnya, dua warga Myanmar telah ditangkap di negara bagian New York karena bersekongkol dengan seorang pedagang senjata di Thailand yang menjual senjata kepada militer Burma.

Tujuannya untuk membunuh atau melukai duta besar Myanmar untuk PBB di AS.

Baca juga: AS Tolak Rencana Pemilu yang Ditawarkan Junta Militer Myanmar

Pada Sabtu (7/8/2021), Thomas-Greenfield mengatakan plot itu cocok dengan "pola yang mengganggu" dari para pemimpin otoriter dan pendukungnya.

Mereka berusaha menganiaya lawan di seluruh dunia. Dia mengatakan bahwa AS berdiri dalam solidaritas dengan Kyaw Moe Tun dan memujinya punya "keberanian dan keberanian yang luar biasa".

"Myanmar menolak keras pernyataan Wakil Tetap AS untuk PBB Linda Thomas Greenfield," kata kementerian luar negeri.

Dia menambahkan bahwa Kyaw Moe Tun telah diberhentikan dari jabatannya sebagai duta besar Myanmar untuk PBB.

Baca juga: Pemimpin Junta Militer Myanmar Ambil Alih Jabatan Perdana Menteri

Saat ini Kyaw Moe Tun menghadapi surat perintah penangkapan karena pengkhianatan karena telah menyuarakan dukungan untuk Pemerintah Persatuan Nasional bawah tanah.

Terlepas dari protes junta, Kyaw Moe Tun terus melayani di PBB, mewakili pemerintah sipil terpilih yang digulingkan oleh militer pada Februari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com