WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan babak baru sanksi terhadap Belarus pada Senin (9/8/2021), termasuk menargetkan Komite Olimpiade rezim otoriter karena "memfasilitasi pencucian uang, penghindaran sanksi, dan pengelakan larangan visa."
Sebuah pernyataan Gedung Putih juga menuduh komite gagal melindungi atlet Olimpiade mereka "dari diskriminasi dan represi politik."
Baca juga: Atlet Belarus Lainnya Nyatakan Tak Akan Kembali Ke Negaranya Usai Insiden Olimpiade Tokyo 2020
Sanksi itu datang beberapa hari setelah sprinter Belarus Krystsina Tsimanouskaya mencari suaka, setelah mengkritik program Olimpiade negara itu.
Menyusul skandal itu, dua pelatih dicopot dari kredensial mereka, dan dikeluarkan dari Olimpiade Tokyo 2020.
Keduanya diduga mencoba mengirim Tsimanouskaya kembali ke Belarus, di mana dia mengeklaim akan menghadapi hukuman berat begitu tiba di negaranya.
Pemerintah Belarus dipimpin oleh Presiden otoriter Alexander Lukashenko, yang telah mengawasi tindakan keras terhadap perbedaan pendapat politik.
Sebelumnya, pemerintah negara itu dikritik atas insiden penangkapan seorang jurnalis, dengan mengubah rute penerbangannya dengan alasan ancaman bom palsu lalu menangkapnya di bandara.
“Dari menahan ribuan pengunjuk rasa damai, hingga memenjarakan lebih dari 500 aktivis, pemimpin masyarakat sipil, dan jurnalis sebagai tahanan politik, hingga memaksa pengalihan penerbangan internasional yang bertentangan dengan norma-norma global."
"Tindakan rezim Lukashenko adalah upaya yang tidak sah untuk mempertahankan kekuasaan dengan cara apa pun," kata Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan melansir Insider.
AS kata dia, akan terus membela hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi, sambil meminta pertanggungjawaban rezim Lukashenko, bersama dengan sekutu dan mitranya.
Sanksi tersebut tidak hanya menargetkan Komite Olimpiade, tetapi juga, bagian-bagian tertentu dari ekonomi Belarus. Itu termasuk Belaruskali OAO, salah satu perusahaan milik negara terbesar, dan produsen kalium terbesar di dunia.
Sanksi baru diumumkan pada peringatan pemilihan umum Belarus (9 Agustus 2020). AS dan pengamat internasional mengatakan Lukashenko menggunakan penipuan untuk mempertahankan kekuasaan dalam pemilihan itu.
Sanksi Amerika mengikuti tindakan negara demokrasi lain, termasuk Inggris dan Kanada, yang juga telah memberikan sanksi kepada rezim Lukashenko.
Baca juga: Presiden Belarus dan Anaknya Ternyata Sudah Lama Bermasalah dengan Komite Olimpiade Internasional
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.