Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Jatuhkan Sanksi Baru ke Belarus Targetkan Komite Olimpiade dan Perusahaan Negara

Kompas.com - 10/08/2021, 07:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan babak baru sanksi terhadap Belarus pada Senin (9/8/2021), termasuk menargetkan Komite Olimpiade rezim otoriter karena "memfasilitasi pencucian uang, penghindaran sanksi, dan pengelakan larangan visa."

Sebuah pernyataan Gedung Putih juga menuduh komite gagal melindungi atlet Olimpiade mereka "dari diskriminasi dan represi politik."

Baca juga: Atlet Belarus Lainnya Nyatakan Tak Akan Kembali Ke Negaranya Usai Insiden Olimpiade Tokyo 2020

Sanksi itu datang beberapa hari setelah sprinter Belarus Krystsina Tsimanouskaya mencari suaka, setelah mengkritik program Olimpiade negara itu.

Menyusul skandal itu, dua pelatih dicopot dari kredensial mereka, dan dikeluarkan dari Olimpiade Tokyo 2020.

Keduanya diduga mencoba mengirim Tsimanouskaya kembali ke Belarus, di mana dia mengeklaim akan menghadapi hukuman berat begitu tiba di negaranya.

Pemerintah Belarus dipimpin oleh Presiden otoriter Alexander Lukashenko, yang telah mengawasi tindakan keras terhadap perbedaan pendapat politik.

Sebelumnya, pemerintah negara itu dikritik atas insiden penangkapan seorang jurnalis, dengan mengubah rute penerbangannya dengan alasan ancaman bom palsu lalu menangkapnya di bandara.

Baca juga: Penurunan Paksa Pesawat Ryanair di Belarus: Insiden Diplomatik Besar, Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

“Dari menahan ribuan pengunjuk rasa damai, hingga memenjarakan lebih dari 500 aktivis, pemimpin masyarakat sipil, dan jurnalis sebagai tahanan politik, hingga memaksa pengalihan penerbangan internasional yang bertentangan dengan norma-norma global."

"Tindakan rezim Lukashenko adalah upaya yang tidak sah untuk mempertahankan kekuasaan dengan cara apa pun," kata Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan melansir Insider.

AS kata dia, akan terus membela hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi, sambil meminta pertanggungjawaban rezim Lukashenko, bersama dengan sekutu dan mitranya.

Sanksi tersebut tidak hanya menargetkan Komite Olimpiade, tetapi juga, bagian-bagian tertentu dari ekonomi Belarus. Itu termasuk Belaruskali OAO, salah satu perusahaan milik negara terbesar, dan produsen kalium terbesar di dunia.

Sanksi baru diumumkan pada peringatan pemilihan umum Belarus (9 Agustus 2020). AS dan pengamat internasional mengatakan Lukashenko menggunakan penipuan untuk mempertahankan kekuasaan dalam pemilihan itu.

Sanksi Amerika mengikuti tindakan negara demokrasi lain, termasuk Inggris dan Kanada, yang juga telah memberikan sanksi kepada rezim Lukashenko.

Baca juga: Presiden Belarus dan Anaknya Ternyata Sudah Lama Bermasalah dengan Komite Olimpiade Internasional

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com