TOKYO, KOMPAS.com - Atlet Belarus yang diusir dari tim Olimpiade negaranya sendiri mengaku, dia bakal dihukum jika berani pulang.
Krystsina Tsimanouskaya menuding tim nasionalnya memaksanya kembali ke Minsk karena dia mengritik pelatihnya sendiri.
Setelah bermalam di hotel dekat bandara, Tsimanouskaya rencananya akan bertolak ke Polandia setelah ditawari visa kemanusiaan.
Baca juga: IOC Luncurkan Investigasi Formal atas Kasus Atlet Belarus yang Diusir Tim Olimpiade Negara Sendiri
"Mereka sudah menekankan saya akan mendapat hukuman jika pulang. Mereka bahkan menjabarkan detilnya meski samar-samar," kata Tsimanouskaya.
Dalam wawancara dengan Associated Press, atlet berusia 24 tahun itu juga meminta penyelidikan siapa yang sudah menendangnya dari tim Olimpiade Tokyo.
"Saat ini, yang saya pikirkan hanyalah ingin selamat tiba di Eropa, bertemu orang yang menolong saya, baru memikirkan langkah selanjutnya," ujar dia.
Krystsina Tsimanouskaya mengatakan dia masih ingin melanjutkan kariernya di dunia atletik, karena dia juga baru berusia 24 tahun.
Dia mengaku masih ingin tampil di setidaknya dua edisi Olimpiade. "Tetapi, yang saya inginkan adalah keselamatan," tegasnya.
Dilansir Sky News Selasa (3/8/2021), suami Tsimanouskaya, Arseniy Zdanevich, dilaporkan juga mengungsi ke Ukraina.
Baca juga: Ini Penyebab Atlet Belarus Diusir Tim Olimpiade Negaranya Sendiri hingga Dilindungi Jepang
Komite Olimpiade Belarus saat ini dikendalikan oleh Viktor Lukashenko, putra dari Presiden Alexander Lukashenko.
Tokoh oposisi Belarus Sviatlana Tsikhanouskaya disebut bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, supaya bersedia mendesak Minsk.
Johnson merespons dengan menyatakan dia mendukung Tsikhanouskaya, dan menekankan pembelaan terhadap HAM dan kebebasan sipil.
"Kami sangat mendukung Anda, dan warga Belarus. Saya pikir kami yang pertama menjatuhkan sanksi atas pembajakan Roman Prasevich," papar Johnson.
Baca juga: Kronologi Atlet Belarus Dilindungi Jepang Saat Dipaksa Pulang dari Olimpiade Tokyo
Dia merujuk kepada mendaratnya pesawat Ryanair secara tiba-tiba di Minsk, yang berujung kepada penangkapan Prasevich, pengritik vokal Lukashenko.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab kemudian menyatakan, Inggris sangat mendukung pergerakan demokrasi di Belarus.
"Kami berdiri atas nama solidaritas kepada rakyat Belarus, pergerakan sipil, dan kebebasan media di sana," ucap Raab.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.