Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Rahasia Serangan 9/11 Akan Dipublikasi AS

Kompas.com - 10/08/2021, 06:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Para pejabat Amerika Serikat (AS) pada Senin (9/8/2021) mengatakan, akan meninjau dokumen rahasia terkait serangan teror 11 September 2001, dan melihat mana yang bisa dipublikasikan.

Pengungkapan dokumen rahasia ini dilakukan atas permintaan berulang dari sejumlah kerabat korban.

Dalam surat kepada pengacara AS di New York, FBI mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk meninjau hak istimewa untuk tidak mengungkapkan dokumen sensitif tertentu, dan akan mengidentifikasi informasi tambahan yang sesuai untuk diungkapkan.

Baca juga: 19 Tahun Tragedi 11 September 9/11, Apa Al-Qaeda Masih Jadi Ancaman?

Para agen FBI akan mengungkapkan informasi tersebut secara bergilir secepat mungkin, demikian bunyi surat itu yang dikutip AFP.

Komitmen FBI adalah bagian dari pertempuran hukum yang dilakukan oleh kerabat korban tragedi 9/11, melawan Arab Saudi dan negara-negara lain yang mereka yakini sebagai kaki tangannya.

Selama perselisihan hukum, badan-badan negara AS selalu meminta kerahasiaan negara agar tidak menerbitkan beberapa dokumen.

Namun, Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia menyambut baik pengajuan pengadilan.

"Pemerintahan saya berkomitmen untuk memastikan tingkat transparansi maksimum di bawah undang-undang, dan untuk mengikuti panduan ketat... tentang permintaan hak istimewa rahasia negara," katanya.

Amerika Serikat sedang bersiap memperingati 20 tahun serangan 9/11 terhadap World Trade Center, Pentagon, dan pesawat yang jatuh di Pennsylvania, dengan upacara khidmat yang direncanakan di New York dengan kehadiran Biden.

Beberapa kerabat korban, penyintas serangan, dan anggota tim penyelamat menerbitkan surat pekan lalu yang berbunyi, Biden tidak akan diterima pada peringatan itu sampai dia memenuhi komitmennya.

Baca juga: Keluarga Korban Tragedi 9/11 Tak Ingin Biden Datang, Kecuali...

Surat tersebut menyerukan pelepasan semua dokumen dan informasi yang diperoleh pemerintah dalam penyelidikannya, yang mereka katakan menghubungkan Arab Saudi dengan serangan itu.

Sekitar 1.700 orang telah menandatangani surat tersebut, menurut media AS.

Akan tetapi, pengumuman rencana pengungkapan dokumen rahasia ini disambut dengan skeptis oleh para kerabat korban.

"Sayangnya... kami sudah mendengar banyak janji kosong sebelumnya," kata Brett Eagleson, putra seorang korban 9/11.

Baca juga: Fotonya Viral Menyelamatkan Diri Sambil Bawa Map Saat 9/11, Pria Ini Tewas karena Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com