Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis 14 Tahun Meninggal Saat Melahirkan di Gereja, Publik Zimbabwe Marah

Kompas.com - 09/08/2021, 15:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

HARARE, KOMPAS.com - Publik Zimbabwe meradang dengan kabar seorang gadis 14 tahun yang meninggal saat melahirkan di gereja.

Remaja yang diidentifikasi bernama Memory Machaya itu mengembuskan napas terakhir pada Juli lalu di Region Marange.

Kasus itu menyoroti adanya eksploitasi anak, setelah Memory disebut terpaksa putus sekolah karena dipaksa menikah.

Baca juga: Pernikahan Dini di Gresik Melonjak sejak Pandemi Covid-19, Ini Faktornya

Selain itu, kematian Memory pada 15 Juli juga memberikan sorotan kepada Gereja Apostolik Zimbabwe, yang disebut sering menentang pengobatan rumah sakit.

Media setempat dilansir BBC, Senin (9/8/2021), melaporkan, bayi yang dilahirkan Memory selamat dan kondisinya stabil.

PBB merespons dengan menyerukan Pemerintah Zimbabwe mengakui pernikahan anak sebagai kejahatan dan mengakhiri praktiknya.

Organisasi yang berbasis di New York, AS, itu mengecam dan sangat memperhatikan kabar bagaimana Memory meninggal.

"Kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak-anak di Zimbabwe tidak boleh dibiarkan begitu saja," tegas PBB, Sabtu (7/8/2021).

Saat ini, kondisi penyebab meninggalnya gadis 14 tahun itu tengah diselidiki kepolisian setempat dan komisi negara urusan gender.

Baca juga: Tayangkan Sinetron Promosikan Pernikahan Anak, Stasiun TV Bisa Terancam Pidana

Aktivis perempuan Everjoice Win menegaskan, ini saatnya publik mendesak Pemerintah untuk menegakkan aturan, atau membuat produk hukum baru.

Di Twitter, Win menulis bagaimana wanita dan para gadis tidak dianggap manusia seutuhnya karena tidak punya kendali atas tubuh mereka sendiri.

Seusai aturan di Zimbabwe, seorang gadis bisa menikah jika usianya mencapai 18 tahun. Sementara usia yang dianggap boleh berhubungan seks adalah 16 tahun.

Baca juga: Tolak Tawaran Pernikahan Anak Anggota DPRD Bekasi Pemerkosa Putrinya, Ayah Korban: Saya yang Tanggung Dosa

Hanya saja, sejumlah keluarga meyakini jika mereka memaksakan putri mereka menikah secepatnya, mereka bakal mendapat keuntungan finansial.

Kebanyakan mempelai wanita yang masih belia berharap dari pernikahan ini, mereka bisa mendapat pendidikan.

Namun, pada akhirnya banyak dari para remaja itu yang dipaksa mengurus pekerjaan rumah tangga atau hamil di usia sangat muda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com