Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Agustus dalam Sejarah: Tragedi Bom Atom di Hiroshima pada 1945

Kompas.com - 06/08/2021, 16:05 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Segalanya dimulai pada 1939, saat ilmuwan Albert Einstein menandatangani surat yang memperingatkan Presiden AS Franklin D Roosevelt, tentang potensi destruktif nuklir, yang ditemukan ahli kimia Jerman, Otto Hahn.

Dilansir AP, surat itu berisi proses yang bisa menghasilkan "bom jenis baru yang sangat kuat".

Roosevelt pun lantas membentuk Badan Penasihat Uranium.

Baca juga: Arab Saudi Khawatirkan Aktivitas Pengayaan Uranium Iran

Lalu pada 7 Desember 1941, pesawat tempur Jepang menghancurkan banyak armada Pasifik AS yang berbasis di Pearl Harbor. Keesokan harinya AS pun terjun ke Perang Dunia II.

Lalu pada Agustus 1942, AS resmi meluncurkan program rahasia untuk mengembangkan bom atom.

Proyek ini telah disetujui tahun sebelumnya dan dikenal sebagai Proyek Manhattan. Menghabiskan dana tak main-main, sekitar 2 miliar dollar AS.

Pada 1943, Robert Oppenheimer ditunjuk sebagai direktur ilmiah dari laboratorium rahasia di Los Alamos, New Mexico, yang akan merakit bom itu.

Proyek ini turut melibatkan fisikawan ternama dari AS, Inggris, dan Kanada, selain beberapa peneliti lain yang kabur dari pendudukan Nazi.

Baca juga: Kisah Perang: Derita Tiada Tara Hibakusha, Penyintas Bom Atom Hiroshima-Nagasaki

Seperti ditulis KOMPAS.com, sekitar awal 1945, target-target dari daftar kota di Jepang disusun dan dievaluasi, untuk dipilih kota mana yang akan dijatuhi bom atom.

Sebuah hal yang awalnya diperingatkan Einstein, lantas terus digelorakan hingga menjadi awal sebuah bencana.

Hiroshima yang merupakan kota terbesar ketujuh Jepang, ada di urutan teratas daftar itu.

Sementara itu Kyoto tidak jadi target karena faktor sejarah dan budayanya.

Baca juga: 76 Tahun Bom Hiroshima, Warga Kecewa Olimpiade Tak Mengheningkan Cipta

Pada 9-10 Maret 1945, pesawat tempur AS menjatuhkan bom secara besar-besaran di Tokyo dan kota-kota besar Jepang lainnya.

Sekitar 100.000 orang meninggal di ibu kota. Ledakan berujung banyak kematian.

Kemudian pada 26 Maret Pertempuran Okinawa dimulai. Lebih dari 100.000 tentara Jepang dan sejumlah warga sipil lainnya tewas dalam perang 3 bulan itu, sedangkan di kubu AS 12.000 tentara terbunuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com