MOSKWA, KOMPAS.com – Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan, Washington meminta 24 diplomat Moskwa untuk meninggalkan negara itu pada 3 September setelah visa mereka berakhir.
Antonov mengatakan hal tersebut dalam sebuah wawancara dengan majalah The National Interest yang diterbitkan pada Minggu (1/8/2021).
Dia tidak mengetahui apakah permintaan untuk meninggalkan AS tersebut didorong oleh perselisihan tertentu.
Baca juga: Gertak Rusia dan China, AS Gelar Latihan Militer Terbesar dalam 40 Tahun
Kendati demikian, Antonov menuding AS secara tiba-tiba memperketat prosedur penerbitan visa.
“Kami berharap akal sehat akan menang dan kami akan dapat menormalkan kehidupan diplomat di AS dan Rusia dengan prinsip timbal balik,” ujar Antonov.
Melansir Reuters, dia menuturkan bahwa para diplomat “Negeri Beruang Putih” yang diminta pergi dari “Negeri Paman Sam” akan pergi tanpa pengganti.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price, menanggapi pernyataan Antonov tersebut.
Baca juga: Mesin Rusak, Jet Tempur Su-35S Milik Rusia Jatuh di Laut
Price mengatakan, dengan mengatakan bahwa AS tidak menggunakan visa diplomat untuk melakukan pembalasan terhadap Rusia.
Price menuturkan, alasan yang dikemukakan Antonov tersebut tidaklah benar. Kendati demikian, dia tidak membantah bahwa diplomat Rusia harus meninggalkan AS.
Dia menambahkan, bukanlah hal baru bahwa diplomat Rusia harus mengajukan perpanjangan visa mereka setelah tiga tahun.
Moskwa dan Washington sempat berselisih dan berbeda pendapat dalam berbagai masalah.
Hubungan kedua negara semakin merosot setelah Presiden AS Joe Biden meyakini bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang pembunuh.
Baca juga: Stasiun Luar Angkasa Internasional Lepas Kendali, Rusia Salahkan Perangkat Lunak
Ketegangan agak mereda setelah Biden bertemu Putin pada 16 Juni di Jenewa, Swiss.
Bahkan paertemuan tersebut menyebabkan kembalinya sejumlah uang investor asing ke dalam obligasi pemerintah Rusia.
Tetapi, mulai Agustus, Rusia melarang kedutaan AS di Moskow untuk mempertahankan, mempekerjakan, atau mengontrak staf dari Rusia atau negara ketiga, kecuali penjaga.
Larangan ini memaksa misi diplomatik “Negeri Paman Sam” di “Negeri Beruang Putih” untuk melepaskan 182 karyawan dan lusinan pekerja kontrak.
"Kami berhak untuk mengambil langkah-langkah tanggapan yang tepat untuk tindakan Rusia," kata Price, Senin.
Baca juga: Campur Vaksin AstraZeneca dengan Sputnik V, Rusia Umumkan Hasilnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.