Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketatnya Lockdown Covid-19 di Australia, Kerahkan Militer dan Helikopter Terapkan Sanksi Jutaan

Kompas.com - 01/08/2021, 14:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

SYDNEY, KOMPAS.com - Australia menggunakan helikopter dan militer untuk menegakkan penguncian “Nol Covid” sejak Sabtu (31/7/2021).

Ribuan polisi sudah diturunkan memenuhi pusat kota Sydney untuk menegakkan aturan, dan memberikan denda 500 dollar AS (Rp 7,2 juta), bagi mereka yang tidak mengenakan masker.

Baca juga: Bantu Tegakkan Lockdown di Sydney, Militer Australia Dikerahkan

Sirene meraung di seluruh kota dan pesan tegas disiarkan dari langit, ketika jutaan orang diberitahu: “Ini adalah perintah kesehatan masyarakat —jangan melanggar aturan —Anda akan ditangkap dan didenda.”

Para menteri mencoba untuk menghilangkan semua kasus melalui isolasi dan perbatasan tertutup. Tetapi hanya 17 persen orang dewasa yang telah divaksinasi, dan kekhawatiran sekarang berkembang atas meningkatnya prevalensi virus di seluruh negeri.

Daily Mail pada Sabtu (31/7/2021) melaporkan, hingga 1.300 petugas polisi mengerumuni Sydney.

Aparat keamanan mendirikan penghalang jalan sebagai bagian dari unjuk kekuatan besar-besaran, untuk menghindari terulangnya protes anti-lockdown yang keras minggu lalu.

Sekitar 250 denda orang didenda, masing-masing senilai 500 dollar AS (Rp 7,2 juta), diberlakukan di seluruh kota sejak kemarin.

Kondisi itu diterapkan setelah Perdana Menteri Australia Scott Morrison meluncurkan rencana empat tahap kembali ke kebebasan. Tetapi, menurutnya 80 persen orang dewasa harus divaksinasi sebelum perbatasan dapat mulai dibuka.

Lima juta orang Sydney berada di bawah perintah ketat tinggal di rumah karena lonjakan mengkhawatirkan hampir 3.000 infeksi sejak pertengahan Juni.

Pihak berwenang minggu ini menguraikan pembatasan yang lebih ketat untuk beberapa pinggiran kota yang terkena dampak terburuk, termasuk pengujian wajib dan pemakaian masker di luar ruangan.

Baca juga: Polisi Australia Minta Bantuan Militer untuk Tertibkan Lockdown Covid-19

Mulai Senin (2/8/2021), sekitar 300 personel militer akan membantu polisi dari pintu ke pintu untuk memastikan orang-orang yang dites positif diisolasi.

Komisaris polisi New South Wales Mick Fuller mengatakan pada konferensi pers: “Volume peningkatan aparat selama seminggu terakhir, untuk menegakkan tingkat kepatuhan berubah dari ratusan menjadi ribuan.”

Personel militer tidak akan dipersenjatai dan akan berada di bawah komando polisi, katanya.

Barisan mobil patroli yang membentang ratusan meter terlihat terparkir di Moore Park Road dekat Sydney Cricket Ground sejak pukul 7 pagi saat polisi bersiap untuk operasi tersebut.

Zona eksklusi yang luas didirikan membentang dari Lilyfield di barat, ke Milsons Point di pantai utara, Edgecliff di timur dan Zetland di selatan. Polisi menghentikan siapa pun yang memasuki kota untuk menanyakan alasan mereka bepergian.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com