Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel yang Dulu dapat Atasi Covid-19, Kini Alami Lonjakan Kasus Lagi

Kompas.com - 01/08/2021, 12:44 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Ratusan orang Israel demo pada Sabtu (31/7/2021) di Tel Aviv menentang pembatasan baru dan vaksin Covid-19, ketika terjadi lonjakan kasus dan pasien rawat inap dalam beberapa bulan terakhir.

Kementerian Kesehatan Israel melaporkan pada Sabtu bahwa 2.435 kasus baru Covid-19 sehari sebelumnya, tercatat sebagai angka tertinggi sejak Maret yang didorong oleh varian Delta yang lebih menular.

Ada 326 pasien rawat inap, tertinggi sejak April, tetapi masih di bawah rekor pada Januari, yaitu 2.000 pasien rawat inap setiap harinya.

Baca juga: Luncurkan Kampanye Dosis Ketiga Vaksin Covid-19, Israel Jadi Tempat Percobaan

Israel dalam beberapa hari terakhir meluncurkan suntikan vaksin booster untuk warga yang lebih tua.

Lalu, menerapkan kembali persyaratan penggunaan masker di dalam ruangan, dan memulihkan pembatasan "paspor hijau", yang memerlukan sertifikat vaksin Covid-19 untuk memasuki ruang tertutup, seperti gym, restoran, dan hotel.

Peningkatan jumlah kasus infeksi Covid-19 adalah kemunduran, setelah Israel berhasil memimpin 'perlombaan' program vaksinasi di dunia, menurunkan kasus baru dari 10.000 per hari menjadi kurang dari 100.

Baca juga: Perusahaan Israel Akan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Oral Pertama di Dunia

Sementara pada 22 April, Israel untuk pertama kalinya dalam 10 bulan melaporkan nol kasus kematian dengan kasus Covid-19 tetap di angka 6.000-an.

Para pengunjuk rasa pada Sabtu (31/7/2021) mengibarkan spanduk bertuliskan, "Tidak ada pandemi, ini penipuan".

Mereka mengangkat papan yang mencela vaksin Covid-19, dengan satu poster yang menghubungkan antara vaksin dengan Nazi.

Baca juga: Israel Tawarkan Suntikan Ketiga Vaksin Covid-19 Pfizer kepada Orang Dewasa Berisiko

Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz mengatakan kepada TV Israel Channel 12 pada Sabtu bahwa ia bermaksud untuk menyeimbangkan kesehatan masyarakat dengan mata pencaharian.

"Ekonomi harus tetap terbuka," katanya seperti yang dilansir dari AFP pada Sabtu (31/7/2021).

"Saya tidak ingin memaksakan lockdown dan saya akan menghindari lockdown dengan cara apa pun. Semuanya buka (lagi), tetapi kita butuh pakai masker dan kita butuh vaksin," terang Horowitz.

Baca juga: Studi Israel: Vaksin Pfizer Hanya 64 Persen Efektif terhadap Varian Delta

Hampir 60 persen dari 9,3 juta orang Israel mendapatkan dua suntikan vaksin Covid-19, sebagian besar dengan vaksin Pfizer/BioNTech.

Namun, sekitar 1 juta orang Israel masih menolak untuk divaksinasi meskipun mereka memenuhi syarat.

Mulai Minggu (1/8/2021), beberapa anak berusia antara 5-11 tahun yang berisiko mengalami komplikasi kesehatan akan memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Covid-19.

Baca juga: Kondisi Sejumlah Negara Hadapi Covid-19 Varian Delta dari Bangladesh, Indonesia hingga Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com