Usulan tersebut menunjukkan bahwa keturunan dari keluarga-keluarga ini dapat diadopsi ke dalam keluarga kaisar.
Pilihan lain, yang juga menyangkut keluarga kekaisaran sebelumnya, akan melihat pemulihan aristokrasi yang efektif dengan kembalinya anggota laki-laki.
Namun, kaum tradisionalis khawatir bahwa setiap reformasi aturan suksesi mengancam legitimasi dan stabilitas Rumah Tangga Kekaisaran Jepang.
Reformis, di sisi lain, berpendapat bahwa Kekaisaran Jepang harus beradaptasi untuk bertahan hidup.
Survei Maret dan April yang dilakukan oleh Kyodo News menunjukkan 87 persen responden mendukung permaisuri yang berkuasa, sementara 80 persen mendukung kaisar garis perempuan.
Taro Kano, seorang anggota kabinet yang dianggap sebagai calon perdana menteri masa depan, telah menyuarakan dukungan untuk langkah yang memungkinkan para putri naik takhta.
“Saya pikir mungkin saja putri kekaisaran, termasuk Putri Aiko, dapat diterima sebagai raja berikutnya,” katanya melansir Daily Mail.
“Hanya ada satu generasi penerus takhta (saat ini). Kita perlu mempertimbangkan apa yang harus dilakukan ketika tidak ada lagi ahli waris laki-laki yang tersisa.”
Baca juga: Benarkah Olimpiade Tokyo Digelar karena Tekanan IOC? Ini Jawaban PM Jepang
Japan’s Imperial Family pic.twitter.com/n7ilq9QLmW
— Alfons López Tena (@alfonslopeztena) April 30, 2019
Namun, prosesnya telah tertunda, dan diskusi formal baru dimulai pada April tahun ini.
Kaum tradisionalis di pemerintahan berpendapat masih ada waktu untuk menemukan solusi alternatif. Pasalnya Kaisar Naruhito (61 tahun) dalam kondisi sehat.
Adapun dari garis keturunan saudara laki-lakinya (Putra Mahkota Akishino), ada ahli waris laki-laki yang juga merupakan keponakan Kaisar, Pangeran Hisahito (14 tahun).
Sementara satu-satunya pewaris lain yang memenuhi syarat adalah Pangeran Hitachi, paman kaisar berusia 85 tahun dan sekarang sedang sakit.
Jajak pendapat menunjukkan sebagian besar publik Jepang mendukung perempuan yang memenuhi syarat untuk memerintah.
Sejumlah politisi, termasuk anggota Partai Demokrat Liberal pimpinan Perdana Menteri Yoshihide Suga yang lebih liberal juga mendukung.
“Di dalam partai yang berkuasa, ada kerinduan untuk (Putri Aiko) naik takhta,” tulis The Japan Times mengutip seorang pejabat senior pemerintah mengatakan bulan ini.
Tetapi Hukum Rumah Tangga Kekaisaran Jepang saat ini, yang ditetapkan pada 1947, menyatakan bahwa hanya seorang keturunan laki-laki dari seorang kaisar laki-laki yang dapat naik takhta.
Jepang memiliki delapan Ratu antara abad keenam dan ke-18, namun tidak ada yang menjabat karena garis keturunannya.
Naruhito dan istrinya, Permaisuri Masako (57 tahun), memiliki seorang putri bernama Putri Aiko, yang lahir pada 2001.
Sementara Hisahito, yang disebut-sebut dalam urutan kedua tahta Kerajaan Jepang, adalah putra dari adik laki-laki Kaisar Naruhito, Putra Mahkota Akishino (55 tahun), dan istrinya Putri Akishino (54 tahun).
Baca juga: Kaisar Jepang Naruhito Akan Buka Olimpiade Tokyo 2020
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.