Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Longsor Bangladesh: 10.000 Pengungsi Rohingya Dievakuasi, 14 Orang Tewas

Kompas.com - 29/07/2021, 17:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

DHAKA, KOMPAS.com - Bangladesh mengevakuasi 10.000 Rohingya dari sekitar kamp pengungsi yang terletak di distrik Cox's Bazar dekat perbatasan Myanmar, setelah setidaknya 14 orang tewas dalam tanah longsor yang dipicu oleh musim hujan dan banjir bandang pada Rabu (28/7/2021).

“Setelah tiga hari hujan deras, para pengungsi, yang sebagian besar melarikan diri dari tindakan keras militer di Myanmar pada 2017, dipindahkan dari lereng berbukit di sekitar kamp Balukhali di Cox's Bazar,” kata komisaris pengungsi Shah Rezwan Hayat.

Baca juga: 1000 Lebih Pengungsi Rohingya di Bangladesh Terserang Wabah Diare, 4 Orang Tewas

Puluhan ribu orang Rohingya yang tidak menemukan tempat di kamp-kamp dilaporkan membuka hutan di perbukitan di sekitarnya, dan mendirikan tempat perlindungan. Sejak itu, tanah longsor selalu terjadi setiap musim hujan.

“Kami telah membawa sekitar 10.000 Rohingya ke tempat-tempat yang aman setelah tempat penampungan mereka dilanda hujan lebat dan tanah longsor,” kata Hayat kepada AFP.

Setidaknya enam orang Rohingya termasuk di antara yang tewas dan beberapa lainnya terluka, menurut para pejabat. Korban tewas lainnya adalah penduduk desa setempat yang rumahnya dikubur.

Distrik Cox's Bazar, di mana lebih dari 850.000 pengungsi Rohingya ditempatkan di 34 kamp, tercatat mengalami lebih dari 27 cm (10 inci) hujan sejak Senin (26/7/2021), menurut otoritas cuaca.

Departemen meteorologi Bangladesh mengatakan bahwa "curah hujan lebat dan sangat deras" diperkirakan akan terjadi di kota-kota seperti ibu kota Dhaka, Khulna dan Barishal. Bencana tanah longsor diprediksi terjadi di Chittagong.

“Sekitar 7.000 orang lokal di luar kamp juga telah dipindahkan ke tempat yang aman,” kata para pejabat melansir Reuters.

Baca juga: Viral di Internet, Gerakan Anti-junta Militer Myanmar Dukung Rohingya

Tidak punya apa-apa lagi

Mohammad Salam, seorang Rohingya berusia 30 tahun, istri dan tiga anaknya termasuk di antara mereka yang dipindahkan.

“Rumah saya ambruk kemarin. Saya tidak punya apa-apa. Saya punya tiga anak dan mereka mulai demam,” kata Salam kepada AFP.

Badan pengungsi PBB dalam sebuah pernyataan mengatakan 2.500 tempat penampungan telah rusak atau hancur, sementara sekitar 12.000 Rohingya terkena dampak banjir.

"Kami juga mengetahui ada kerusakan fasilitas termasuk pusat kesehatan," kata juru bicara PBB Hannah Macdonald kepada AFP.

Relawan mengatakan penguncian virus corona di kamp-kamp, menyusul lonjakan besar dalam kasus, telah memengaruhi pekerjaan penyelamatan, karena pihak berwenang telah menghentikan apa yang mereka anggap kunjungan tidak penting.

Sekitar 740.000 orang Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine setelah pasukan keamanan Myanmar melancarkan tindakan keras pada 2017. Insiden itu menurut PBB mungkin sama dengan genosida.

Bulan lalu dua pengungsi Rohingya tewas dalam tanah longsor terpisah saat hujan lebat.

Kematian akibat tanah longsor yang dipicu hujan sering terjadi di wilayah perbukitan tenggara Bangladesh selama musim hujan yang umumnya berlangsung antara Juni dan September.

Sedikitnya 149 orang tewas dalam tanah longsor di distrik Chattogram, Cox's Bazar, Rangamati dan Bandarban pada Juni 2017.

Lebih dari 120 lainnya tewas di Chattogram saja pada Juni 2007 karena tanah longsor yang disebabkan oleh hujan monsun.

Baca juga: Pagar Kawat Berduri Jebak Pengungsi Rohingya dalam Kebakaran Hebat, 7 Orang Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com