Ceritanya asli, tetapi tidak mencakup apa pun tentang kematian akibat vaksin Covid-19.
Namun dalam konteks ini, informasi itu dibelokkan untuk mengesankan bahwa statistik tingkat kematian akibat vaksin itu berasal dari kebocoran data dari European Medicines Agency.
Data yang diminta untuk dibagikan oleh para influencer sebenarnya telah dikumpulkan dari berbagai sumber dan diambil di luar konteks.
Baca juga: Ejek Vaksin Covid-19, Pria Ini Meninggal karena Virus Corona
Data tersebut mempresentasikan jumlah orang yang telah meninggal di beberapa negara beberapa waktu setelah menerima vaksin Covid-19 yang berbeda-beda.
Namun, hanya karena seseorang meninggal setelah mendapatkan vaksin tidak berarti mereka meninggal karena vaksin. Mereka bisa saja tewas dalam kecelakaan mobil dan lainnya.
Di berbagai negara asal statistik, jumlah orang yang menerima vaksin Pfizer lebih banyak, sehingga diharapkan lebih banyak orang yang meninggal setelah mendapat suntikan Pfizer.
"Jika Anda tidak memiliki pelatihan ilmiah, Anda bisa mengatakan, 'oh, ada angka-angka ini, mereka benar-benar berbeda. Jadi pasti ada tautannya.' Tetapi, Anda dapat membuat korelasi palsu apa pun yang Anda inginkan," kata Leo.
Influencer juga diberikan daftar tautan untuk dibagikan, artikel meragukan yang semuanya menggunakan kumpulan angka yang sama yang diduga menunjukkan bahwa vaksin Pfizer berbahaya.
Ketika Leo dan Mirko mengekspos kampanye Fazze di Twitter, semua artikel, kecuali cerita Le Monde, menghilang dari web.
Sejak Léo dan Mirko angkat suara, setidaknya 4 influencer lain di Perancis dan Jerman telah ikut mengungkapkan ke publik bahwa mereka juga menolak upaya Fazze untuk merekrut mereka.
Baca juga: Perusahaan Israel Akan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Oral Pertama di Dunia
Sementara itu, jurnalis Jerman, Daniel Laufer, telah mengidentifikasi dua influencer yang mungkin telah menerima tawaran Fazze.
Diduga mereka adalah YouTuber India Ashkar Techy yang biasanya membuat video lelucon tentang mobil, dan tukang prank dari Brasil Everson Zoio yang memiliki lebih dari 3 juta pengikut Instagram.
Masing-masing dari mereka mengunggah video yang tidak seperti biasanya, di mana mereka mendorong pesan yang sama dengan kampanye Fazze, dan membagikan tautan berita palsu dari brief agensi itu. Keduanya juga pernah mengikuti promosi Fazze sebelumnya.
Setelah Daniel Laufer menghubungi mereka, Everson Zoio dan Ashkar Techy menghapus video mereka, tetapi tidak menjawab pertanyaannya. BBC mencoba menghubungi kedua influencer, tetapi mereka tidak merespons juga.
Kami mencoba mengirim email kepada orang-orang yang mendekati Mirko dan Leo. Email dipantulkan kembali, bukan dari Fazze, tetapi dari domain perusahaan bernama AdNow.