Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Jadi Dampak Panjang Bagi Keluarga Penyintas Covid-19 di India

Kompas.com - 26/07/2021, 17:15 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber ABC News

NEW DELHI, KOMPAS.com - Gelombang Covid-19 di India yang terjadi sekitar Mei, ternyata ada dampak panjang bagi sejumlah kaluarga penyintas, yaitu utang.

Pada Mei, kasus baru Covid-19 di India memecahkan rekor global hingga mencapai 400.000 per hari.

Saurav (24 tahun), adalah salah satu pasien Covid-19 yang harus menggunakan ventilator saat itu, yang kini dalam pemulihan.

Ayah Saurav, Anil Sharma mengunjungi putranya di rumah sakit swasta di barat laut New Delhi setiap hari selama lebih dari 2 bulan.

Baca juga: Dokter Malaysia Mogok, Parlemen Akhirnya Aktif Usai Tujuh Bulan Vakum Ditengah Lonjakan Covid-19

Ia sedih melihat Saurav menggunakan tabung oksigen yang mengalir ke tenggorokannya.

"Saya harus tetap kuat ketika saya bersamanya, tetapi segera setelah itu, saya akan hancur begitu saya meninggalkan ruangan," kata Sharma, seperti yang dilansir dari ABC News pada Senin (26/7/2021).

Saurav sudah berada di rumah sekarang, tetapi penyintas Covid-19 itu masih lemah dan dalam pemulihan. Namun, keluarga itu dibayangi oleh segunung utang yang menumpuk saat ia terinfeksi Covid-19.

Sebagian besar orang India tidak memiliki asuransi kesehatan dan biaya untuk perawatan Covid-19, sehingga membuat mereka tenggelam dalam utang.

Sharma menghabiskan tabungannya untuk membayar ambulans, tes Covid-19, obat-obatan, dan tempat tidur ICU. Kemudian, dia mengambil pinjaman bank.

Ketika biaya kesehatan meningkat, ia meminjam dari teman dan kerabat. Kemudian, dia menoleh ke orang asing, memohon bantuan online di Ketto, situs crowdfunding India.

Baca juga: China Laporkan 76 Kasus Baru Covid-19, Tertinggi sejak Januari

Secara keseluruhan, Sharma mengatakan dia telah membayar lebih dari 50.000 dollar AS (Rp 724,2 juta) untuk tagihan medis.

Crowdfunding menyediakan 28.000 dollar AS (sekitar Rp 405,6 juta), tetapi 26.000 dollar AS (sekitar Rp 376,6 juta) lagi adalah uang pinjaman yang harus dia bayar. Itu adalah jumlah utang terbesar sepanjang hidupnya sejauh ini.

“Dia berjuang untuk hidupnya dan kami berjuang untuk memberinya kesempatan untuk bertahan hidup,” ujar seorang ayah dari penyintas Covid-19 dengan suara getir.

“Saya adalah seorang ayah yang sombong, dan sekarang saya telah menjadi seorang pengemis,” ucapnya.

Pandemi Covid-19 telah menghancurkan ekonomi India, membawa bencana keuangan bagi jutaan orang karena sistem perawatan kesehatannya yang kekurangan dana dan terpecah secara kronis.

Baca juga: Sukses Tangani Covid-19 Varian Delta, Melbourne dan Adelaide Akan Cabut Lockdown

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com