Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Tertarik Menjadi Tuan Rumah Stasiun Radar Angkatan Luar Angkasa AS

Kompas.com - 18/07/2021, 14:21 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LONDON, KOMPAS.com - Rencana pasukan luar angkasa Amerika Serikat mengembangkan sistem pemantauan global untuk melacak objek hingga 22.000 mil dari Bumi, akan diikuti pembangunan stasiun radar di AS, Inggris, dan Australia.

Kepala Royal Air Force (RAF), Marsekal Udara Sir Michael Wigston, berkunjung ke AS untuk membicarakan rencana tersebut.

Dilansir Guardian, Wigston mengatakan pada Sabtu (17/7/2021), bahwa Inggris “sangat tertarik” dalam proyek tersebut dan bersedia menjadi tuan rumah salah satu stasiun radar AS.

Baca juga: Pasukan Luar Angkasa AS Sebut Satelit Rusia Bergerak Mencurigakan

Ini menyusul sikap China, yang menantang dominasi militer dan teknologi AS di sejumlah wilayah, termasuk di luar angkasa.

Ada pula kekhawatiran bahwa senjata anti-satelit Beijing, bisa mengancam armada orbit AS.

Karena itulah, Radar Canggih Luar Angkasa (Darc), yang direncanakan AS, membutuhkan tiga stasiun radar di seluruh dunia dengan kemungkinan lokasi di Inggris, AS dan Australia.

Wigston menyatakan, stasiun ini bertujuan mendapatkan “gambaran lengkap” tentang apa yang terjadi.

“Prioritas pertama di atas segalanya adalah memahami apa yang terjadi di luar angkasa. Kita tahu bahwa di sana semakin padat. Bahkan sudah ada 1.000 satelit diluncurkan tahun lalu,” kata Wingston pada program Today BBC Radio 4.

“Kami melihat aktivitas negara-negara seperti China dan Rusia yang memprihatinkan. Itu adalah aktivitas sembrono, penyebaran dan pengujian sistem yang terlihat seperti senjata di luar angkasa."

"Jadi sistem apa pun seperti radar yang sedang kita bicarakan dengan AS, memberi kita gambaran yang lebih baik tentang apa yang sedang terjadi," tambahnya.

Baca juga: Akhirnya, Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA Selesai Diperbaiki

Di sisi lain, cabang militer Amerika yang baru, US Space Force, yang didirikan oleh mantan presiden Donald Trump, sempat dikritik sebagai eskalasi yang tidak bijaksana dan mahal.

Hal ini dianggap dapat mengarah pada perlombaan senjata baru yang berbahaya.

Seorang juru bicara kampanye yang menentang perdagangan senjata di AS mengatakan, rencana itu "benar-benar salah arah".

Anggaran luar angkasa lebih baik dihabiskan untuk mengurangi kemiskinan.

"Sejumlah besar uang akan jauh lebih baik dihabiskan untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan lebih setara di AS, daripada memiliterisasi ruang angkasa,” kata mereka.

Baca juga: Logo US Space Force Tampak Mirip dengan Lencana Star Trek

Di sisi lain, stasiun-stasiun tersebut, yang mencakup sekitar satu kilometer persegi, akan menampung serangkaian antena radar besar, yang dikenal sebagai antena parabola, masing-masing berdiameter 15 meter.

AS telah mengoperasikan sistem peringatan dini untuk mendeteksi rudal balistik di luar angkasa, yang mencakup fasilitas di RAF Fylingdales di Yorkshire Utara.

Namun, itu hanya dapat mendeteksi objek hingga 12.000 mil jauhnya.

Sementara Darc bisa melihat lebih jauh ke luar angkasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com