PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Para aktivis masyarakat sipil di Haiti dan para ahli lainnya menolak desakan diplomat Amerika Serikat untuk menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) pada akhir 2021.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (12/7/2021) meminta para pemimpin Haiti "untuk menyatukan negara dengan visi yang lebih inklusif, damai, dan aman serta membuka jalan menuju pemilihan umum yang bebas dan adil tahun ini".
AS dan PBB mengatakan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden Haiti yang direncanakan berlangsung pada September harus tetap terlaksana, setelah kasus pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada Rabu (7/7/2021).
Pembunuhan presiden Haiti telah membuat ketidakstabilan politik yang meluas dan kekerasan geng meningkat.
Sejumlah kelompok masyarakat sipil terkemuka dan aktivis HAM mengkhawatirkan bahwa mengadakan pemungutan suara mungkin bukan jalan keluar terbaik dari krisis, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Senin (12/7/2021).
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Dituduh Korup oleh Christian Emmanuel Sanon, Sebelum Dibunuh
Pihak berwenang Haiti menuduh 26 warga Kolombia dan 2 warga Amerika-Haiti sebagai bagian dari kelompok tentara bayaran yang menembak mati Moise dan melukasi istrinya, Martine Moise, di rumah mereka di Port-au-Prince pada Rabu dini hari waktu setempat.
Pihak berwenang mengatakan 17 tersangka Kolombia telah ditangkap dan 3 di antaranya tewas.
Perdana Menteri Sementara Haiti Claude Joseph seketika menetapkan "keadaan darurat" selama 15 hari di seluruh negeri, sesaat setelah mendapatkan kabar pembunuhan tragis itu.
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Tewas Dibunuh, AS Kirim Tim
Pada Minggu (11/7/2021), pidah berwenang mengatakan telah menangkap tersangka dalang pembunuhan presiden Haiti yang tinggal di negara bagian Florida bernama Chistian Emmanuel Sanon.
Sejauh ini motif pembunuhan tersebut masih didalami oleh pihak berwenang. Siapa yang terlibat dalam pembunuhan serta apa yang terjadi selanjutnya dalam sistem politik Haiti, masih jadi pertanyaan.
Baca juga: Terduga Dalang Pembunuhan Jovenel Moise Ingin Menggantikannya Jadi Presiden Haiti
Banyak lembaga negara yang tidak berfungsi, sedangkan konstitusi negara tidak jelas siapa yang harus memimpin pemerintahan.
Joseph mengklaim sebagai pihak yang akan bertanggung jawab, tetapi itu telah ditentang oleh dua politisi senior lainnya, Perdana Menteri yang ditunjuk Ariel Henry dan Presiden Senat Joseph Lambert.
Moise telah memerintah dengan dekrit sejak 2020, sementara kelompok oposisi, organisasi masyarakat sipil dan ahli hukum terkemuka mengatakan masa jabatan presidennya telah berakhir pada Februari. Sehingga, memicu adanya protes massa yang mendesaknya untuk mundur.
Baca juga: Polisi Haiti Tangkap Terduga Dalang Pembunuhan Presiden Jovenel Moise
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.