Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Juli dalam Sejarah: Tragedi Pembajakan Bus 405, 16 Orang Tewas

Kompas.com - 06/07/2021, 16:36 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

 KOMPAS.com - Pada 6 Juli 1989, teroris Palestina Abed al-Hadi Ghaneim membajak bus Egged No. 405 yang melakukan perjalanan dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Ghaneim menabrakkan bus ini di tepi tebing, menewaskan 16 orang dan melukai 17 lainnya.

Dilansir Jerusalem Post, pada hari naas itu, Ghaneim sengaja naik bus yang penuh sesak dan duduk di dekat pengemudi.

Saat bus melewati jurang dekat Telz-Stone, Ghanheim merenggut kemudi dari tangan pengemudi, lalu berteriak dalam bahasa Arab.

Baca juga: Sinopsis Film Bus 657, Aksi Menegangkan Pembajakan Bus

Jaksa penuntut menyatakan bahwa Ghaneim, yang merupakan seorang penduduk kamp pengungsi Nusseirst di Gaza, meneriakkan "Radwaan, Radwaan," nama temannya yang telah terluka selama Intifada Pertama.

Teroris lainnya menunggu sampai bus menambah kecepatan, sebelum membelok dari jalan, menerobos penghalang pengaman dan berguling 100 meter ke jurang. Para penumpang langsung terlempar dari bus.

Sebagian besar dari mereka yang tewas dalam serangan itu masih terjebak di dalam bus ketika bus itu terbakar.

"Saya melihat seorang gadis berjalan keluar dari bus, dan saya berteriak padanya untuk menjauh dari bus dengan cepat," kenang Netanel Zubri, korban yang terluka parah dalam serangan itu dalam sebuah wawancara dengan Channel 2 News pada 2009.

Baca juga: Sandera Penumpang Pakai Pistol Mainan, Pelaku Pembajakan Bus Ditembak Mati Polisi

Beberapa siswa dari Telz-Stone Yeshiva, mendengar jeritan para korban dan bergegas ke tempat kejadian untuk merawat yang terluka sampai paramedis tiba.

Salah satu siswa, Yehuda Meshi Zahav, kemudian mendirikan organisasi sukarela penyelamat, penyelamatan dan pemulihan bernama ZAKA.

Helikopter tentara akhirnya tiba dengan cepat di tempat kejadian dan mengevakuasi para korban ke rumah sakit, termasuk teroris yang selamat.

Pada 30 Oktober tahun 1989, Pengadilan Distrik Yerusalem memvonis Ghaneim dengan hukuman seumur hidup, setelah dia mengaku melakukan serangan itu.

Menurut jaksa, Ghaneim telah merencanakan serangan itu sejak awal Mei.

Sebelum dijatuhi hukuman, penasihat hukum Ghaneim Jonathan Kuttab, berargumen bahwa serangan itu adalah peristiwa tragis, dipicu oleh cedera yang diderita oleh teman Ghaneim yang lumpuh selama intifada.

Baca juga: Ini Potensi Sanksi Uni Eropa untuk Belarus atas Pembajakan Ryanair

Selain hukuman seumur hidup, Hakim Shalom Brenner, Shmuel Finkelman, dan Dalia Dorner menghukumnya dengan hukuman tambahan, yakni 20 tahun penjara.

Namun 22 tahun kemudian, Ghaneim keluar dari penjara sebagai orang bebas karena pertukaran tahanan, sementara beberapa kerabat korban teror memprotes pertukaran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com