Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lepaskan 2.000 Tahanan, Tindakan Militer Myanmar Dituding Cuma Rekayasa

Kompas.com - 01/07/2021, 16:35 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 tahanan pada Rabu (30/6/2021).

Media lokal melaporkan, mereka yang dibebaskan antara lain wartawan dan lainnya, yang menurut militer Myanmar ditahan atas tuduhan penghasutan karena ikut serta dalam protes.

Baca juga: Gelar Doa Bersama, 3 Pastor Ditangkap Junta Militer Myanmar

Pembebasan itu digambarkan oleh beberapa aktivis sebagai taktik oleh militer yang berkuasa untuk mengalihkan perhatian dari tindakan keras keamanan yang sedang berlangsung.

Militer Myanmar telah berada di bawah tekanan dari negara-negara Barat dan negara tetangga untuk membebaskan ribuan orang yang ditahan.

Penahanan telah dilakukan selama protes sejak kudeta militer Myanmar, yang menggulingkan pemerintah terpilih Peraih Nobel Aung San Suu Kyi terjadi pada 1 Februari.

Banyak penentang militer telah ditahan, beberapa dihukum, di bawah undang-undang yang mengkriminalisasi komentar yang dipandang dapat menyebabkan ketakutan atau menyebarkan berita palsu. Hukum itu memberikan ancaman hingga tiga tahun penjara.

Suu Kyi diadili antara lain untuk pelanggaran serupa, dan tetap dalam tahanan.

Juru bicara militer Zaw Min Tun mengatakan sebagian besar dari mereka yang dibebaskan telah didakwa dengan hasutan karena bergabung dengan protes.

"Sebanyak 2.296 orang telah dibebaskan. Mereka ambil bagian dalam protes tetapi tidak sebagai pemeran utama. Mereka tidak berpartisipasi dalam aksi kekerasan," katanya kepada situs berita Irrawaddy.

Reuters tidak dapat menghubungi Zaw Min Tun untuk komentar lebih lanjut.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Junta Myanmar Pesan Vaksin dari Rusia dan China

Seorang pria mengangkat tangannya setelah berjalan keluar dari Penjara Insein di Yangon, Myanmar, Rabu, 30 Juni 2021. AP Seorang pria mengangkat tangannya setelah berjalan keluar dari Penjara Insein di Yangon, Myanmar, Rabu, 30 Juni 2021.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan aliran sebagian besar tahanan muda turun dari bus dari penjara Insein era kolonial Yangon.

Mereka tersenyum, melambaikan tangan, dan merangkul anggota keluarga hingga menangis ketika mereka tiba.

Video lainnya menunjukkan deretan bus yang meninggalkan pintu belakang penjara. Penumpang bersandar di jendela dan melambai ke kerumunan kecil yang berkumpul di luar.

Militer berjuang untuk menegakkan ketertiban sejak mengambil alih kekuasaan, dengan protes harian di seluruh negeri dan pemogokan yang melumpuhkan.

Sementara itu, pemberontakan etnis yang melanda Myanmar selama beberapa dekade berkobar lagi. Warga sipil yang marah dengan gelombang penangkapan telah mengangkat senjata melawan pasukan keamanan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com